HOLOPIS.COM, JAKARTA – BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) mengungkapkan, masih banyak yang salah mengartikan pola makan sehat terkait penanganan stunting di Indonesia.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, SpOG mengatakan, ada sekitar 2 (dua) juta orang menikah dalam satu tahun. Dari total tersebut, sebanyak 1,6 juta hamil ditahun pertama. Sayangnya, 300 ribu anak dari total kehamilan itu dinyatakan stunting yang disebabkan masalah pemenuhan gizi.

Efeknya, tubuh anak menjadi pendek, kecerdasan di bawah rata-rata, serta tinggi risiko penyakit di usia dewasa seperti diabetes hingga penyakit kardiovaskular.

“Dia di hari tuanya cenderung sakit-sakitan lebih awal. Kalau orang pendek gemuk, itu gemuknya di tengah (disebut) central obese,” katanya dalam keterangan yang dikutip Holopis.com, Senin (20/2).

Hasto menjelaskan, pola makan sehat tidak selalu identik dengan daging sapi yang harganya mahal. Menurutnya, ikan lele bisa jadi solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi dan harganya jauh lebih murah.

“Mindset tentang pola makan kita masih salah. Mereka masih sering menganggap bahwa daging yang mahal, ikan yang mahal lebih baik daripada ikan yang murah. Padahal lele jauh lebih baik daripada daging,” kata Hasto.

“Daging sapi yang harganya 120 ribu, lele harganya 18 ribu. Untuk ibu hamil dan balita lebih bagus lele. Tapi orang-orang sering menurut saya gaya. Artinya kalau punya hajatan kalau nggak daging disajikan itu tidak merasa keren,” pungkasnya.