HOLOPIS.COM, JAKARTA – Politisi DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek “Uki” Prayudi memberikan sentilan menohok kepada DPP Partai NasDem yang seperti tidak memiliki pendirian di dalam berpolitik. Apalagi pasca menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan untuk maju di dalam Pilpres 2024.

“Sebaiknya Anies, Nasdem dan kawan-kawan, benar-benar tentukan positioning dulu,” kata Uki dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (21/12).

Ia menilai pasca deklarasi mengusung Anies sebagai Capres, NasDem cenderung main ambiguitas politik. Pasalnya, di sisi lain mendeklarasikan Anies sebagai Capres yang diberi label sebagai antitesa Presiden Jokowi, namun di sisi lain partai bentukan Surya Paloh itu menyatakan sebagai pendukung Jokowi, sebab ada kadernya yang saat ini masih aktif menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju.

“Jangan jadi yang bukan-bukan. Oposisi bukan, pendukung bukan. Serang Jokowi iya, kemudian ngaku dukung Jokowi juga iya,” ujarnya.

Penentuan positioning ini dinilai Uki sangat penting dilakukan NasDem sehingga publik tahu sebenarnya apa arah dan sikap politik partai tersebut, sebab secara gamblang petinggi mereka menyebut bahwa Anies Baswedan adalah antitesa dari Presiden Jokowi.

“Jangan karena kepuasan masyarakat kepada Jokowi tinggi, kemudian jadi takut tentukan sikap,” tutur Uki.

Sekedar diketahui Sobat Holopis, bahwa Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Ali menyatakan bahwa tidak tepat jika NasDem maupun Anies yang saat ini sudah melakukan kontrak politik dengannya disebut sebagai bagian dari opisisi.

Hal ini disampaikan Ali karena NasDem sampai saat ini pun masih menjadi bagian dari partai pemerintah di Kabinet Indonesia Maju.

“Menempatkan Pak Anies sebagai oposisi itu hal yang tidak pas, karena posisi NasDem saat ini adalah partai yang sedang berada di pemerintahan,” kata Ali, Senin (19/12).

NasDem sebut Anies antitesa Jokowi

Sebelumnya, politikus NasDem Zulfan Lindan menilai bahwa Anies Baswedan merupakan antitesa dari Presiden Joko Widodo, sehingga cocok diusung sebagai bakal capres.

“Saya mau masuk alasan kenapa dipercepat (pengumuman Anies sebagai bakal capres), ini kan harus jelas dulu latar belakang. Jadi begini, ini sudah kita kaji dengan pendekatan filsafat dialektika, ini dengan pendekatan pendekatan filsafatnya Hegel,” kata Zulfan, Selasa (11/10).

Dia mengatakan ada perbedaan jelas antara Jokowi dan Anies.

“Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebagai tesa, tesis, berpikir dan kerja, tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kita mencari antitesa, antitesannya apa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies,” tandasnya.

Hanya saja, usai omongan Zulfan ramai di perbincangkan publik, akhirnya Surya Paloh memilih jalur aman untuk menonaktifkan salah satu pendiri NasDem tersebut. Penonaktifan Zulfan Lindan dari jabatannya sebagai Ketua DPP bidang Organisasi dan Industri dan Tenaga Kerja tersebut ditetapkan melalui surat bernomor 228-SI/DPP-NasDem/X/2022 per hari Kamis (13/10) lalu.