HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hasil uji kebohongan melalui alat poligraf dipaparkan dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana Brigadir Yosua terhadap lima orang terdakwa.

Ahli poligraf serta pemeriksa, Aji Febrianto Ar-Rosyid menjelaskan, akurasi alat tersebut mencapai 93 persen. Jaksa penuntut umum pun mempertanyakan skor dari masing-masing terdakwa yang telah diuji dalam proses penyidikan.

“Terhadap kelima terdakwa menentukan skors berapa?” tanya jaksa ke Aji seperti dikutip Holopis.com, Rabu (14/12).

Aji kemudian menjelaskan, untuk nilai masing-masing terdakwa yakni Ferdy Sambo mendapat nilai minus 8, Putri Candrawathi minus 25

“Untuk terdakwa Kuat dilakukan dua kali pemeriksaan, yang pertama plus 9, yang kedua adalah minus 13,” ungkapnya.

Aji juga menjelaskan, untuk hasil tes Bripka Ricky sebanyak dua kali dengan hasil yang pertama plus 11 dan kedua plus 19. Adi mengatakan Bharada Eliezer mendapat nilai plus 13.

Jaksa kemudian menanyakan penjelasan dari pemberian skor tersebut kepada masing-masing terdakwa. Dimana dari penjelasan ahli, skor plus berarti terindikasi jujur, sementara skor minus terindikasi bohong.

“Mohon izin, kalau plus tidak terindikasi berbohong. Minus terindikasi berbohong,” jelasnya.