HOLOPIS.COM, JAKARTA – Eks ajudan Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu menuding banyak kebohongan yang telah disampaikan ketika Putri Candrawathi hadir sebagai saksi dalam persidangan dirinya.

Bantahan tersebut mulai ketika pernyataan Putri yang membantah pernah mengajak ajudan untuk berkeliling di daerah Kemang untuk mencari seseorang termasuk mengenai adanya seorang wanita yang menangis di rumah Bangka.

“Bulan Juni itu yang pada saat itu saya diajak oleh Ibu PC sendiri dan di mobil satunya ada Bang Matius dan Yosua, juga serta anaknya, Mbak Datia, itu kami ke arah Jalan Kemang, Yang Mulia,” kata Richard dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (13/12).

Richard pun memastikan saat di rumah Bangka dirinya memang benar melihat ada seorang wanita yang menangis saat dirinya sedang berjaga di luar rumah. “Karena pada saat itu saya di luar saya lihat sendiri untuk perempuan keluar dari rumah, Yang Mulia, menangis,” tukasnya.

Keterangan Putri lainnya yang dianggap Richard berbohong kemudian adalah bantahan mengenai tidak adanya percakapan antara dirinya dengan Putri saat perjalanan dari Magelang menuju Jakarta. Termasuk bantahan Richard mengenai perintah Putri untuk menyimpan senjata saat berada di rumah Saguling.

“Ibu PC membantah dan mengatakan lupa saat beliau mengajak saya untuk menyimpan senjata ke kamar di lantai tiga. Dan tadi sudah ditanyakan dari JPU bagaimana saya mengetahui letak lemari di situ,” bebernya.

Richard kemudian juga memastikan bahwa Putri tahu mengenai skenario tembak-menembak antara Yosua dan Eliezer.

“Pada saat Pak FS menjelaskan tentang skenario serta menyuruh saya menembak Yosua pada waktu itu, Ibu PC ada di situ. Juga pada saat saya mengisi peluru, mengisi amunisi, Ibu PC juga ada di situ. Seandainya CCTV lantai dua dan lantai tiga rumah Saguling serta jalan Bangka itu ada, mungkin semuanya akan lebih terang dan Ibu mungkin tidak berani bohong di depan pengadilan,” tegasnya.

Richard juga mengatakan kamar Putri saat kejadian penembakan Yosua itu dalam posisi setengah terbuka. Diketahui, dalam kesaksiannya, Putri mengatakan pintu kamarnya tertutup tapi tidak terkunci.

“Lalu, Ibu PC bilang di Duren Tiga Ibu PC menutup pintu, padahal setelah kejadian itu sudah jelas dari beberapa saksi juga mengatakan baik dari Romer dan Kuat juga mengatakan pintu terbuka setengah, Yang Mulia. Dan saya juga mengatakan pintu kamar Ibu PC terbuka setengah,” pungkasnya.