HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa dirinya akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan di setiap rumah sakit umum daerah (RSUD) di seluruh penjuru Indonesia.

Pemenuhan itu untuk mengejar berbagai kekurangan akses layanan masyarakat, mulai dari segi fasilitas hingga sumber daya manusia (SDM), khususnya terkait tenaga dokter spesialis yang terbilang masih minim.

”Jadi rumah sakit umum daerah (RSUD) pasti akan aku isi, fasilitasnya aku isi, dan SDM nya aku kasi beasiswa, beasiswanya bisa fellowship,” ujar Menkes Budi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (11/12).

Dikatakan Menkes, upaya pemenuhan dokter spesialis dan fasilitas penunjang dilakukan dalam rangka transformasi sistem kesehatan Indonesia. Hal itu, kata dia, sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Dokter spesialis yang menjadi prioritas pemenuhan di RSUD adalah spesialis penyakit yang menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia, seperti spesialis onkologi untuk penyakit kanker, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis neurologi untuk penyakit stroke, serta spesialis nefrologi untuk penyakit ginjal.

Terkait Menkes Budi menginisiasi adanya transformasi di bidang kesehatan. Ia telah menetapkan ada 6 jenis transformasi yang akan dilakukan, yakni transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.

Pemenuhan dokter spesialis di RSUD merupakan bagian dari transformasi layanan rujukan. Transformasi ini akan dimulai dengan tiga penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia yaitu penyakit jantung, stroke, dan kanker.

Menkes Budi menyebut, jumlah dokter standarnya 1 per 1000 penduduk. Sementara untuk jumlah dokter di Indonesia sendiri masih belum sesuai dengan standar tersebut, ditambah lagi dengan distribusi yang belum merata.

”Kebutuhan dokter harus diperbanyak, harus ada akselerasi dan 10 tahun terakhir ini akselerasinya sangat lambat. Jadi ini harus dipercepat baik dokter umum maupun dokter spesialis,” pungkasnya.