HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis analisa terkini mengenai gempa Garut berkekuatan magnitudo (M) 6,1 yang terjadi pada sore tadi.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, bahwa gempa tersebut merupakan jenis gempabumi menengah.
Sebab, lanjut daryono episenter dari gempa sendiri berada di darat, namun dengan kedalaman yang cukup dalam, yakni 109 kilometer (km).
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” kata Daryono dalam rilis resmi yang diterima Holopis.com, Sabtu (3/12).
Daryono memastikan, gempa yang terjadi di tanah Sunda itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” kata Daryono.
Sejauh ini, BMKG mencatat telah terjadi gempa susulan (aftershock) sebanyak satu kali, dengan magnitudo M 3.3 pada pukul 17.59 WIB tadi.
Meski demikian, warga diimbau untuk tetap waspada akan adanya gempa susulan yang dapat terjadi kapan saja.
“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” imbau Daryono.
Masyarakat juga diminta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkas Daryono.