HOLOPIS.COM, SUMUT – Polda Sumatera Utara telah melakukan pelimpahan berkas perkara judi online terbesar di Sumatera Utara yang melibatkan Jonni alias Apin BK bersama 15 tersangka lainnya.
Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Panca Simanjuntak menegaskan, dalam berkas yang telah dinyatakan lengkap tersebut, penyidik juga mencantumkan pasal pencucian uang atau Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) terhadap Apin alias Jonni.
“Penyidik turut menjerat Apin BK dengan pasal TPPU,” kata Panca dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (1/12).
Berkas perkara itu, Panca mengklaim, telah dinyatakan lengkap oleh pihak Kejaksaan dan akan segera menyusul kepada pelimpahan tersangka.
“Untuk kasus perjudian online Apin BK dan 15 tersangka sudah dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan Tinggi Sumut. Selanjutnya akan dilakukan proses tahap kedua yaitu penyerahan tersangka dan barang bukti,” klaimnya.
Dalam kasus TPPU ini, penyidik mengamankan 26 aset rumah / ruko milik Apin BK serta 21 unit jetski, 2 unit speadboad, 1 kapal dan 3 aset tanah dari Kabupaten Samosir.
“Total terakhir seluruhnya yang disita Rp5,8 Miliar. Sebelumnya aset yang disita (rumah) dengan seharga Rp153 Miliar. Jadi total 158,8 Miliar,” bebernya.
Bos judi online terbesar di Sumatera Utara (Sumut), Joni alias Apin BK akhirnya diamankan di Malaysia, Jumat (14/10)lalu setelah ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) dan menjadi buronan internasional.
Apin BK kabur sebelum lokasi judi onlinenya yang berada di Kompleks Cemara Asri digerebek oleh Polda Sumut pada 8 Agustus 2022 lalu.
Penyidik sebelumnya sudah melakukan pemanggilan terhadap ABK. Namun, yang bersangkutan tidak hadir. Polda Sumut menetapkan dua tersangka kasus tindak pidana perjudian online terbesar di Sumut di Kompleks Cemara Asri, Kabupaten Deliserdang.
