HOLOPIS.COM, JAKARTA – Berhubungan seks membuat rasa nikmat yang luar biasa, apalagi jika dilakukan dengan beragam variasi sehingga tidak bosan. Secara umum, berhubungan seks, didasari dengan kasih sayang.
Namun, kenikmatan yang muncul saat bercinta bisa dijelaskan secara ilmiah. Seperti yang dijelaskan Seksolog Dr Laura McGuire, PhD, yang dikutip Holopis.com dari laman Refinery29, Kamis (27/10).
Menurutnya, rasa nikmat yang muncul berhubungan dengan saraf dan zat yang ada di dalam tubuh, yakni saraf pudendal, dopamin, serta oksitosin.
Saraf Pudendal adalah saraf besar dan sensitif, dimana alat kelamin seseorang mengirim sinyal ke otak.
Pada wanita, saraf ini memiliki cabang di area klitoris, anus, serta perineum yaitu area di antara anus dan vulva. Sementara pada pria, saraf ini bercabang ke area anus, perineum (area di antara anus dan penis), dan penis.
“Penting bagi wanita untuk menyadari bahwa saraf tidak memiliki banyak konsentrasi di dalam saluran vagina. Sebagian besar ujung saraf pudendal terfokus pada klitoris,” jelas Dr McGuire.
“Itulah mengapa bagi wanita untuk berjuang mencapai orgasme hanya dari seks penetrasi, dan mengapa klitoris sering dianggap sebagai pembangkit tenaga kenikmatan seksual wanita,” lanjutnya.
Kemudian, Dopamin dan Oksitosin akan mengirim sinyal dari alat kelamin ke otak, hingga melepaskan dopamin dan oksitosin. Inilah yang menimbulkan perasaan nikmat, bahagia, dan juga senang saat berhubungan seks.
“Oksitosin yang sering disebut ‘hormon cinta’ itulah yang membuat kita merasa terikat pada orang atau benda. Itulah yang membuat Anda merasa pasangan Anda istimewa dan Anda tidak bisa mendapatkan cukup kenikmatan dari mereka,” katanya.
Dopamin yang dilepaskan otak juga sangat berperan dalam memberikan sensasi nikmat saat bercinta. Ini menghubungkan tubuh dan otak, yang memunculkan kesenangan emosional dengan kesenangan fisik dari hubungan seks.
“Jadi, itulah hormon yang membuat Anda berpikir, merasa kenikmatan dan ingin ‘melakukannya lagi, lagi, dan lagi’,” pungkasnya.