HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun depan.
Dikutip Holopis.com dari laporan terbaru IMF bertajuk World Economic Outlook : Countering the Cost-of-Living Crisis, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 sebesar 2,7 persen, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,9 persen.
Sementara untuk tahun ini, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi global berada pada level 3,2 persen.
Pemangkasan ini dilakukan IMF dengan melihat adanya potensi pelambatan ekonomi akibat sejumlah permasalahan dunia.
“Ini adalah profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali untuk krisis keuangan global dan fase akut pandemi COVID-19 dan mencerminkan perlambatan signifikan bagi ekonomi terbesar,” tulis laporan tersebut.
Tak hanya ekonomi global, IMF juga turut memangkas proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun 2023, dipangkas dari yang sebelumnya pada Juli lalu sebesar 5,2 persen menjadi 5 persen saja. Sementara untuk tahun 2022 ini, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,3 persen.
Meski turun, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan masih cenderung lebih baik dibanding China maupun sejumlah negara maju di dunia. IMF sendiri memperkirakan ekonomi China di tahun depan hanya bisa tumbuh di angka 4,4 persen.
Tak hanya Indonesia, IMF juga memangkas proyeksi ekonomi negara-negara ASEAN lainnya untuk tahun depan. Pertumbuhan ekonomi Vietnam turun menjadi 6,2 persen dari 7 persen. Lalu Filipina menjadi 5 persen dari 6,5 persen, dan Malaysia menjadi 4,4 persen dari 5,4 persen.
Dari sejumlah negara di ASEAN, hanya Thailand yang mengalami kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023. Pertumbuhan ekonomi Thailand diperkirakan naik menjadi 3,7 persen, dari yang semula hanya 2,8 persen.
Dalam laporan tersebut, IMF menyatakan ekonomi global mengalami sejumlah tantangan yang bergejolak karena lonjakan inflasi di sejumlah negara, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, konflik Rusia-Ukraina, dan pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya usai.
“Lebih dari sepertiga ekonomi global akan terkontraksi tahun ini atau tahun depan. Sementara tiga ekonomi terbesar (yaitu) Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China akan terus melambat,” tulisnya.