HOLOPIS.COM, TRENGGALEK – Bencana hidrometeorologi basah yakni banjir dan tanah longsor menerjang enam desa di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, kejadian yang berlangsung sejak Jumat (7/10) itu berdampak ke sejumlah bangunan warga.
Enam desa terdampak peristiwa tersebut meliputi Desa Tamanan di Kecamatan Trenggalek; Desa Karangrejo, Bogoran, Senden, Ngadimulyo di Kecamatan Kampak; serta Desa Wonocoyo di Kecamatan Panggul.
“Sebanyak 210 rumah terdampak banjir dengan tinggi muka air mencapai 50 sentimeter serta longsoran tanah yang menyebabkan kerusakan beberapa rumah warga,” kata Abdul dalam keterangan yang diterima Holopis.com, Minggu (9/10).
Kondisi hujan pun masih mengguyur wilayah terdampak, dan warga tetap bertahan di tempat tinggal masing-masing. BPBD Kabupaten Trenggalek terus melakukan pendataan lebih lanjut dan melakukan pengawasan di lokasi kejadian.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang pada malam hari untuk wilayah Kabupaten Trenggalek.
Dari hasil Kajian inaRisk menurut Abdul, turut menunjukan Kabupaten Trenggalek memiliki potensi bahaya banjir dengan tingkat sedang sampai tinggi yang berdampak pada 12 kecamatan.
Sementara itu, berdasarkan analisis gerakan tanah dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kecamatan Kampak dan Panggul termasuk dalam wilayah dengan potensi gerakan tanah tingkat menengah hingga tinggi, sedangkan Kecamatan Trenggalek termasuk dalam kategori menengah hingga tinggi dengan potensi banjir bandang dan aliran bahan rombakan _(debris flow)_.
“Masyarakat dan perangkat daerah setempat diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang khususnya saat dan setelah hujan lebat dalam kurun waktu lebih dari satu jam,” imbaunya.