Jumat, 20 September 2024
Jumat, 20 September 2024
NewsEkobizSurvei : Masyarakat Lebih Pilih Pemerintah Nambah Utang Ketimbang Naikkan Harga BBM

Survei : Masyarakat Lebih Pilih Pemerintah Nambah Utang Ketimbang Naikkan Harga BBM

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hasil survei Indikator Politik Nasional menyatakan mayoritas masyarakat menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Masyarakat justru lebih memilih pemerintah menambah utang, ketimbang menaikkan harga BBM, khususnya BBM bersubsidi.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan bahwa pihaknya pada September lalu telah melakukan survei secara tatap muka kepada 1.220 orang, yang merupakan warga negara Indonesia berusia 17 tahun atau lebih, atau yang sudah menikah. Toleransi kesalahan atau margin of error dari survei tersebut didapati lebih kurang 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Adapun hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 55,6 persen responden menyatakan tidak setuju sama sekali atas kenaikan harga BBM, dan 32 persen menyatakan kurang setuju.

“Kita tanya juga kalau dari sisi sikap ya sebagian besar menolak memang. Ini bukan hal yang mengagetkan karena memang ini kebijakan yang tentu tidak mengenakkan,” kata Burhanuddin dalam rilis yang diterima Holopis.com, Kamis (6/10).

Namun dari hasil survei tersebut, terdapat temuan menarik, dimana para responden lebih berkenan jika pemerintah menambah utang daripada menaikkan harga BBM. Bahkan, lebih dari separuh responden yang menyatakan hal tersebut.

“Sebanyak 58 persen setuju dengan pendapat meski harga bahan bakar dunia saat ini mengalami peningkatan, pemerintah harus berupaya agar harga bahan bakar tidak dinaikkan, termasuk jika harus menambah utang,” ujarnya.

Di sisi lain, mayoritas responden yakni 72,1 persen tidak tahu bahwa beban subsidi dan kompensasi dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) sudah bengkak hingga Rp 502,4 triliun.

“Yang tahu cuma 27,9 persen. Kenapa penolakan publik terhadap kebijakan kenaikan BBM tinggi, satu yang tahu bahwa subsidi dan kompensasi energi sudah mencapai Rp 502 triliun di 2022 itu dikit. Mereka tahunya itu nggak disubsidi harga BBM yang dijual di pom bensin (milik Pertamina),” tandas Burhanuddin.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Teknologi Makin Canggih, Jokowi Ingatkan 85 Pekerjaan Bakal Hilang Tahun Depan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan sebanyak 85 juta pekerjaan akan hilang pada tahun 2025, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berakhir Lesu

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada penutupan perdagangan menjelang akhir pekan ini, Jumat (20/9).

PT MRT Jakarta Raih Penghargaan Industry Award di Dubai

PT MRT Jakarta (Perseroda) meraih penghargaan pemenang “Industry Award” 2024 untuk region Eropa, Timur Tengah, Afrika/Asia Pasifik/Amerika.

Dorong Transformasi Perpajakan, Sri Mulyani Teken MLI STTR

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati bersama dengan pimpinan dari 42 negara atau yurisdiksi lain telah resmi menandatangani Multilateral Instrument Subject to Tax Rule (MLI STTR).