JAKARTA, HOLOPISCOM – Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, Ganjar Pranowo memiliki tiga kesalahan ke para elite di DPP PDIP.
Kesalahan tersbut berdampak pada tidak diundangnya Ganjar dalam acara Pembekalan kader untuk Pemilu 2024 yang diselenggarakan PDIP di Jawa Tengah. Padahal semua kader dan Kepala Daerah dari PDIP diundang dalam kegiatan tersebut.
“Satu, bermimpi jadi capres yang dinilai terlalu dini sebelum ada keputusan resmi dari Ketum PDIP sebagai veto player pencapresan. Dua, popularitas dan elektabilitas Ganjar melebihi figur penting lain di PDIP. Tiga, Ganjar dari kalangan biasa, bukan keturunan darah biru,” kata Adi kepada wartawan, Rabu (26/5/2021).
Adi menjelaskan yang dimaksud Ganjar bukan keturunan darah biru adalah Ganjar bukan trah Sukarno. Jika saja Ganjar keturunan Sukarno, Adi meyakini tak akan ada yang berani menentangnya.
“PDIP ini kan tumbuh berkembang dengan baik karena trah politiknya Sukarno. Saat ini ada nama Puan, yang cukup dijagokan juga kan untuk diproyeksikan maju di 2024. Kalau Ganjar trah Sukarno, dengan bekal elektabilitas dan popularitas yang tinggi, ya saya kira tidak akan ada orang yang berani menggergaji dia kan,” terang Adi.
Seperti diketahui, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mempersilakan Ganjar mengikuti jejak Rustriningsih. Rustriningsih merupakan kader PDIP yang mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 karena tak direstui maju sebagai calon Gubernur Jateng hingga kemudian dipecat PDIP.
Adi menyebut PDIP adalah partai yang memiliki filosofi bahwa kepentingan partai harus di atas segala-galanya. Dia melihat bukan tidak mungkin Ganjar akan bernasib sama dengan Rustriningsih.
“Intinya, di PDIP ini, tidak boleh ada orang yang merasa melebihi partai kehebatannya. Jadi partai itu di atas segala-galanya. Jadi, kalau ada kader partai, sekalipun dia hebat, populer, kalau tidak patuh terhadap perintah partai, ya silakan keluar sebelum dikeluarkan,” terang Adi.
“Artinya memang Ganjar akan di-Rutriningsih-kan kalau memang dinilai tidak patuh terhadap perintah dan petuah partai,” imbuhnya
Ganjar diketahui juga menyeret polemik dirinya dengan Puan dan Bambang Pacul merupakan urusan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pernyataan ini dinilai sebagai bentuk pembelaan Ganjar.
“Itu bentuk pembelaan Ganjar bahwa sindiran Puan, statement-nya Bambang Pacul itu dinilai tidak mewakili Ketua Umum. Bagi Ganjar, yang penting dia tidak konflik dengan Ketua Umum. Kalau dengan yang lain, dianggap biasa saja, diabaikan bahkan sama Ganjar,” sebut Adi.
Namun, menurut Adi, pernyataan Ganjar yang menyeret-nyeret Megawati justru membuat situasi semakin rumit. Sebab, sebut dia, Puan dan Bambang merupakan orang penting bagi Megawati.
“Sederhananya begini, bagaimana mungkin misalnya Ganjar ini dapat simpati dari Ketua Umum, sementara dia berselisih dengan Puan, dengan Bambang Pacul, yang memang cukup diandalkan oleh PDIP, cukup diandalkan oleh Megawati. Karena suka tidak suka, kalau bicara Jawa Tengah, bicara PDIP, panglima perangnya Bambang Pacul. Kalau melihat Puan adalah wajahnya Megawati,” papar Adi.
Seperti diketahui, DPP PDIP tak ragu menunjukkan sikap keras kepada Ganjar karena dinilai terlalu berambisi menjadi capres di Pilpres 2024. Selain mempersilakan Ganjar mengikuti jejak Rustriningsih, DPP PDIP juga mengungkit jasa Puan Maharani mendongkel elektabilitas Ganjar menjelang Pilgub Jateng 2013.
Follow channel WhatsApp Holopis.com
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber dengan link Holopis.com.
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.