HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi mengkambinghitamkan penggunaan BBM subsidi oleh kelompok masyarakat tertentu sehingga menyebabkan alokasi subsidi dan kompensasi pemerintah tidak tepat sasaran.

Dari total terakhir Rp502 Triliun beban subsidi, Jokowi pun menyalahkan penggunaannya yang sebagian besar justru dinikmati oleh warga mampu.

“Lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu, yaitu pemilik mobil-mobil pribadi. Mestinya, uang negara itu harus diprioritaskan untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu,” kata Jokowi, Sabtu (3/9).

Jokowi pun malah mengumbar simpati bahwa sebenarnya pemerintah justru ingin mempertahankan harga BBM agar tidak dinaikan meski krisis energi saat ini sedang melanda.

“Pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia. Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN,” klaimnya.

“Tetapi, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat, dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan itu akan meningkat terus,” sambungnya.