JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pemerintah China membantah tuduhan bahwa perusahaan China menaikkan harga oksigen untuk mereka yang terkena COVID-19. Sementara itu di Taiwan, dengan kasus meningkat, jajaran diplomatik mereka dikerahkan untuk mempercepat pengiriman vaksin dari Amerika Serikat.
Sistem kesehatan India berjibaku dengan kurangnya jumlah peralatan medis, termasuk oksigen, di tengah gelombang kedua pandemi virus corona yang membuat putus asa karena belum bisa tertangani.
Konsul Jenderal India untuk Hong Kong, Priyanka Chauhan minggu lalu meminta kepada pemerintah China untuk melakukan sesuatu mengenai harga peralatan medis yang naik dan meminta mereka meningkatkan jumlah penerbangan kargo supaya bisa mengirim barang-barang yang sekarang sangat diperlukan India.
“Apa yang ingin saya katakan adalah bahwa kami berharap saat ini jaringan pasokan tetap terbuka, dan harga produk tetap stabil,” katanya kepada harian South China Morning Post.
“Bahkan kalau pun ada tekanan antara pasokan dan permintaan, setidaknya soal harga harus bisa diprediksi dan stabil. Selain itu, harus ada dukungan pemerintah soal ini.
Perusahaan China dilaporkan mulai menaikkan harga bahkan lebih dari dua kali lipat untuk tabung oksigen dan konsentrator, sementara penerbangan kargo antar-kedua negara belum kembali normal setelah dihentikan karena adanya gelombang kedua penularan di India.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying dalam jumpa pers mengatakan bahwa harga konsentrator oksigen ditentukan oleh jumlah pasokan dan permintaan.
Dia mengatakan bahwa permintaan global akan konsentrator oksigen sekarang ini tinggi karena kemampuan produksi tergantung pada pasokan bahan baku dasar dari Eropa.
“Kami setuju dengan pernyataan Konsul India di Hong Kong bahwa jaringan pasokan harus tetap terbuka dan stabil,” katanya.
“Kami berharap semua pihak mengambil langkah konkret guna memastikan jaringan pasokan dan industri global tetap stabil dan terbuka.”
Karena keterbatasan tempat tidur di rumah sakit di India, banyak pasien yang positif COVID-19 dengan gejala yang ringan menjalani perawatan di rumah.
Karena itu, permintaan akan obat-obatan, termasuk tabung oksigen, juga melonjak di India setelah banyak warga berusaha membeli peralatan itu sendiri langsung dari China.
Selain harga yang mahal, beberapa importir China juga dituduh mengirimkan peralatan bermutu rendah ke India.
Harian India Today melaporkan bahwa perusahaan mengirimkan komponen dengan kualitas lebih rendah namun menjual dengan harga yang lebih mahal dari sebelumnya.
Menurut kuitansi yang didapat oleh wartawan India Today, dari tanggal 30 April sampai 12 Mei, harga pengiriman satu kontainer naik dari A$439 (sekitar Rp4,5 juta) menjadi A$594 (sekitar Rp6 juta).
Di YouTube beredar rekaman di mana seseorang membeli ratusan tabung oksigen dengan harga di atas normal.
Salah seorang pejabat China, Nan Hao dalam postingan di Weibo mengatakan bahwa para importir India ini sudah ditipu.
Nan Hao yang adalah Kepala Pusat Pengembangan Mitigasi Bencana Zhou Ming mengatakan bahwa dia mengalami juga kenaikan harga saat membeli peralatan di China.
“Barang-barang buatan China sekarang menjadi harapan bagi ratusan ribu keluarga di India, namun seberapa banyak harapan keluarga ini musnah karena usaha menguntungkan kelompok tertentu?” katanya.
“Kelompok kecil yang mengambi keuntungan ini sangat memalukan.” (Mhd)