HOLOPIS.COM, LOMBOK – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa pasca gempa dengan magnitudo (M)5,8 yang terjadi pada Senin (22/8) sore tidak menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengklaim, kerusakan parah hanya mengakibatkan kerusakan rumah warga Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

“Rumah warga rusak berat sebanyak 1 unit di Lombok Tengah. Tidak ada laporan korban jiwa akibat kerusakan tempat tinggal tersebut,” kata Abdul, Selasa (23/8).

Abdul kemudian menjelaskan, untuk korban luka ringan pun di Kabupaten Lombok Tengah hanya dialami oleh satu warganya.

Kerusakan salah satu rumah warga di Lombok Tengah pasca gempa 5,8 Magnitudo
Petugas sedang memeriksa salah satu rumah warga di Lombok Tengah yang mengalami kerusakan akibat gempa 5,8 Magnitudo. Gambar: BNPB.

Sementara itu, dilaporkan bahwa guncangan kuat juga dirasakan warga Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Mereka merasakannya selama 1 hingga 2 detik. Gempa sempat panik dan berhamburan keluar rumah.

Beberapa wilayah lain di Provinsi Bali yang warganya merasakan guncangan, antara lain di Kabupaten Gianyar, Tabanan dan Karangasem. Data sementara, dua rumah warga Kabupaten Karangasem terdampak, dengan rincian rumah rusak sedang di Kecamatan Kubu 1 unit dan rusak ringan di Kecamatan Selat 1 unit.

Sedangkan di Provinsi NTB, BPBD setempat melaporkan guncangan kuat dirasakan warganya dengan durasi 1 hingga 2 detik, khususnya di Kabupaten Lombok Tengah. Warga pun panik dan keluar rumah saat guncangan terjadi.

Gempa M5,8 ini berada pada 74 km tenggara Kuta Selatan, Provinsi Bali, dengan kedalaman 124 km. Berdasarkan pemodelan dari BMKG, gempa yang berada di laut ini tidak memicu terjadinya tsunami. Sementara itu, identifikasi berdasarkan intensitas kekuatan gempa dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa M5,8 menunjukkan IV MMI di Kota Mataram Lombok Barat, Lombok Tengah, Badung, Denpasar dan Klungkung. Sedangkan III MMI teridentifikasi di Buleleng, Karangasem, Gianyar, Tabanan, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima dan Dompu.

Skala IV MMI mendeskripsikan situasi yang dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi. Semakin tinggi skala MMI, dampak kerusakan dapat berpotensi terjadi.