HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jubir pemerintah untuk COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi covid-19 dosis penguat atau booster.
Hal ini disampaikan oleh dokter Reisa demi menekan angka kematian akibat paparan virus corona yang sampai saat ini masih melanda Indonesia.
“Supaya antibodi di dalam tubuh kita tinggi terus-terusan, dan mampu melindungi kita secara optimal harus di booster, paling tidak mengurangi fatality,” kata dokter Reisa, Senin (1/8).
Kemudian, ia juga mengatakan bahwa vaksinasi adalah sebuah upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk melindungi diri dan orang-orang sekitar dari paparan virus Covid-19.
Ia mengakui, kadar antibodi yang didapat dari vaksinasi COVID-19 hanya dapat melindungi sekitar enam bulan setelah divaksin lengkap.
Oleh karena itu, lanjut dia, maka diperlukan suntikan penguat untuk meningkatkan lagi jumlah atau kadar antibodi yang ada dalam tubuh agar dapat kembali melindungi tubuh secara optimal.
“Jadi perlu diingat bahwa booster ini memang merupakan ikhtiar kita supaya kita tetap sehat terus, terlindungi terus. Upayakan kita harus punya antibodi tetap tinggi kadarnya di dalam tubuh kita,” tuturnya.
Ia mengingatkan bahwa pandemi belum usai karena masih muncul Omicron subvarian baru.
“Yang paling penting kita jangan sampai terinfeksi, jangan sampai kita kena varian-varian COVID-19 yang muncul lagi ke depannya,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat berusaha sebisa mungkin untuk melindungi diri, selain dengan disiplin protokol kesehatan tentunya juga dengan melengkapi vaksinasi.
“Jadi jangan kira sekali suntik vaksin bisa melindungi kita seumur hidup, sampai sekarang vaksin yang tersedia masih membutuhkan adanya booster-booster selanjutnya,” katanya.
Oleh karena itu, Reisa mengatakan, tenaga kesehatan saat ini diberikan kesempatan untuk melakukan booster kedua atau vaksinasi keempat.
Dalam kesempatan itu, Reisa juga meminta agar seluruh lapisan masyarakat berkaca pada pengalaman lalu, yakni dengan disiplin protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi.
“Sekarang dengan adanya varian yang muncul maka kita membutuhkan kerja sama seperti dulu,” tuturnya.