HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengkhawatirkan citra Polri bakal rusak jika tidak profesional dalam penanganan kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).

“Di sini saya kita marwah dan citra Polri sangat dipertaruhkan,” kata Habib Syakur kepada wartawan di Jakarta, Minggu (31/7).

Ia menilai, apa yang dialami Brigadir J adalah bentuk tindakan kriminal biasa yang seharusnya bisa sangat mudah diatasi oleh Polri.

“Ini kriminal biasa. Polri sangat memiliki instrumen dan infrastruktur kuat untuk menangani kasus semacam ini,” ujarnya.

Oleh karena itu, profesionalitas dan kredibilitas korps Bhayangkara ini sangat dipertaruhkan sekali.

“Apakah polisi tersandera dengan profesionalitasnya yang semu, saya kira jangan sampai seperti itu. Ini pertaruhannya bukan hanya muka Polri, tapi muka Presiden, negara dan marwah penegakan hukum di Indonesia,” tuturnya.

Kemudian, ulama asal Kota Malang ini membanding-bandingkan penanganan kasus kriminal sejenis yang juga cepat ditangani Polri hingga proses hukumnya.

Hal ini diucapkan Habib karena sejak kasus ini ditangani Polres Metro Jakarta Selatan, tepatnya tanggal 8 Juli 2022 hingga 31 Juli 2022, belum ada satu orang pun ditetapkan sebagai status. Bahkan Bharada E yang sejak awal disebut sebagai pelaku penembakan pun masih berstatus saksi dan sudah kembali berdinas di Mako Brimob.

“Lihat kasus istri Kopda Muslimin di Semarang, Polrestabes cepat sekali identifikasi pelaku dan kejadian sampai tetapkan tersangka. Kok kasus Brigadir J seperti bertele-tele,” tandasnya.

“Jika memang ada jenderal yang harus mempertanggungjawabkan perbuatan, saya kira segera saja ditindak. Jangan korbankan institusi dan negara demi lindungi satu dua orang. Ini terlalu mahal pertaruhannya,” sambung Habib Syakur.

Lebih lanjut, Habib Syakur pun mengapresiasi Mabes Polri yang menarik berkas perkara seputar Brigadir J dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya ke Bareskrim Polri.

“Semoga ada perbedaan penanganan ketika kasusnya ditarik ke Bareskrim. Bisa lebih cepat, transparan dan akuntabel,” ucapnya.

Terakhir, Habib Syakur juga mendukung penuh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo agar lebih keras dan tegas lagi dalam penuntasan kasus ini.

“Kita semua patut memberikan dukungan moril yang kuat kepada Kapolri agar berani tegas dan cepat tuntaskan kasus ini. Wajah Kapolri jadi pertaruhannya, dan Presisi semoga tak sekedar jargon lucu-lucuan,” pungkasnya.