HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hari Anti Perdagangan Manusia Sedunia atau World Day Against Trafficking in Persons memilih tanggal 30 Juli sebagai peringatan tiap tahun agar masyarakat semakin sadar bahayanya dan tahu apa saja hak-hak nya sebagai manusia. Hari ini diajukan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations General Assembly).
Tema Hari Anti Perdagangan Manusia Sedunia 2022 akan berfokus pada teknologi yang bisa memperlancar sekaligus menghambat perdagangan manusia.
Sangat disayangkan, isu perdagangan manusia masih menjadi momok menyeramkan di era modern seperti ini. Teknologi semakin canggih ternyata justru memberikan kemudahan para pelaku dalam melancarkan aksinya.
Sebelum membahas apa yang harus kita lakukan dalam memerangi perdagangan manusia, mari kita pelajari sejarah singkat terbentuknya Hari Anti Perdagangan Manusia.
Sejarah Singkat Hari Anti Perdagangan Manusia
Berdasarkan laporan dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) atau The United Nations Office on Drugs and Crime, tiap tahunnya, ribuan pria, wanita, dan anak-anak menjadi korban perdagangan manusia
Saat keresahan masyarakat terkait isu ini semakin tinggi, UNODC semakin membawa persoalan ini agar dibahas lebih serius oleh para pemangku kebijakan.
Pada tahun 2010, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations General Assembly) mengajukan sebuah rencana yang disebut Global Plan of Action to Combat Trafficking in Persons atau Rencana Aksi Global untuk Memerangi Perdagangan Manusia. Kemudian pada tahun 2013, Hari Anti Perdagangan Manusia mulai diamati.
Kepala Misi International Organization for Migration (IOM), Louis Hoffman mengatakan, kemitraan serta kerja sama akan sangat berpengaruh dalam memerangi perdagangan manusia. Ini akan menjadi pekerjaan rumah para pemangku kepentingan hingga masyarakat di seluruh dunia.
Selain itu, pandemi Covid-19 yang saat ini masih menjadi permasalahan global akan menambahkan tantangan kepada para gabungan masyarakat yang memerangi perdagangan manusia.
Sehingga perlu adanya terus evolusi, adaptasi, dan menemukan cara-cara yang inovatif dalam memerangi perdagangan manusia.