HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, bahwa salah satu agenda pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20 dibahas juga mengenai sulitnya negara berpenghasilan rendah alias miskin dalam membayar utang.
Dalam forum yang digelar sejak 15-16 Juli 2022 di Bali itu, dibahas bagaimana kerangka agar negara yang sulit bayar utang bisa bernegosiasi.
“Dalam kerangka bersama ini, gimana kreditur dan pihak pengutang duduk bersama negosiasi berkaitan dengan masalah utangnya dan juga bagaimana restrukturisasi,” ucapnya dalam konferensi pers, Sabtu (16/7).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, bahwa negosiasi merupakan salah satu kerangka dalam membantu negara yang terlilit utang. Akan tetapi, kerangka tersebut masih dalam proses pencarian konsep.
“Akan mengakomodasi apakah ada kerangka kerja bersama yang digunakan negara yang alami utang untuk mendapatkan kepastian atau untuk restrukturisasi utang yang lebih efisien,” jelasnya.
Persoalan utang ini menjadi salah satu agenda yang dibahas lantaran adanya kekhawatiran yang tinggi. Sebab, jika ada negara yang tak mampu membayar utang tepat waktu, maka dampaknya akan turut dirasakan oleh negara berkembang maupun maju.
“Bagi negara dengan situasi utang yang berisiko, maka harus bisa negosiasi dengan kreditur. Kalau jumlah negara yang memiliki utang bertambah, maka mekanisme harus lebih terprediksi dan tepat waktu, karena tidak ingin situasi lebih buruk untuk beberapa negara,” tutupnya.