Banjir di Pati Disebabkan Akibat Jebolnya Salah Satu Tanggul

HOLOPIS.COM, PATI – Bencana banjir yang melanda puluhan desa di Kabupaten Pati diduga disebabkan oleh jebolnya salah satu tanggul yang ada di kawasan tersebut.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, beberapa titik tanggul yang jebol dan menjadi biang banjir bandang.

“BPBD Kabupaten Pati menemukan ada satu titik tanggul sungai yang jebol dengan panjang kurang lebih 25 meter di Desa Bulumanis Kidul. Akibatnya 6 rumah hanyut dan 11 rumah rusak ringan hingga sedang,” kata Abdul, Jumat (15/7).

Untuk di Desa Tunjungrejo, sebanyak 7 rumah warga lenyap tersapu banjir bandang setelah tanggul Sungai Sat jebol, sedangkan 7 rumah lainnya mengalami rusak berat.

Abdul mengungkapkan, tanggul itu sebelumnya pernah jebol pada Senin (27/6) dan telah diperbaiki. Namun, hujan deras yang mengguyur Kamis (14/7) tengah malam itu menyebabkan kerusakan ke dua kalinya.

Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah Lereng Gunung Muria yang menjadi hulu beberapa sungai di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sejak Rabu malam (13/7) hingga Kamis (14/7) dini hari.

Hujan deras yang berlangsung semalaman itu membuat tanggul beberapa sungai kehilangan kemampuan menampung debit air yang terus naik. Akibatnya, tanggul jebol dan airnya melimpah ke permukiman penduduk.

Petaka itu terjadi ketika sebagian besar penduduk terlelap. Air bah menyapu beberapa rumah warga, bak “tsunami kecil” yang menghantam tanpa pandang bulu. Pada saat kejadian tengah malam itu, terhitung ada belasan rumah yang hanyut terbawa arus banjir bandang.

Banjir bandang itu telah berdampak di 26 Desa yang terbagi di 4 kecamatan. Sedikitnya 42 rumah rusak dengan rincian 6 rumah hanyut, 11 rumah rusak ringan-sedang di Desa Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso. Kemudian 7 rumah hanyut dan 7 rumah rusak berat di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Margoyoso dan Kecamatan Pati ada 11 rumah rusak berat.

Selain itu, RSU Soewondo juga tergenang air hingga masuk beberapa ruang dan sempat mengganggu pelayanan kesehatan. Kantor DP3AKB juga tergenang.

Sementara itu, warga yang mengungsi ada 55 jiwa dari 14 KK di Desa Bulumanis. Sebelumnya ada 425 warga Kelurahan Kalidoro yang mengungsi di Masjid Kalidoro, namun saat ini telah kembali ke rumah masing-masing.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral