Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
NewsEkobizDuh, 2 Negara ASEAN Ini Terancam Bangkrut Seperti Sri Lanka

Duh, 2 Negara ASEAN Ini Terancam Bangkrut Seperti Sri Lanka

HOLOPIS.COM, JAKARTA – PBB memprediksi terdapat setidaknya 2 (dua) di kasawan Asia Tenggara (ASEAN) yang terancam krisis atau bahkan bangkrut, seperti halnya yang dialami Sri Lanka saat ini.

Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan Crisis Response Group PBB dan World Food Programme, terdapat dua negara berkembang yang akan menyusul Sri Lanka karena masalah utang dan inflasi. Kedua negara tersebut yakni Myanmar dan Laos.

Myanmar
Myanmar merupakan salah satu negara di kawasan ASEAN yang menyita perhatian negara-negara lain atas berbagai konflik besar yang dialaminya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari World Food Programme (WFP), setidaknya sebanyak 13,2 juta orang (atau hampir 25% dari jumlah populasi Myanmar keseluruhan) terancam masalah pangan.

Kondisi ini berawal dari aksi kudeta militer yang terjadi pada Februari lalu, di mana kudeta tersebut berujung pada sanksi dari negara-negara barat, seperti hengkangnya perusahaan-perusahaan besar dari Myanmar.

Selain itu, inflasi di Negeri Seribu Pagoda itu juga terbilang cukup tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun dari laman Trading Economics, tingkat inflasi di Myanmar pada Januari 2022 mencapai angka 13,62 persen, dengan rasio utang pada Desember 2020 sebesar 42,40 persen.

Kedua angka tersebut memang terbilang cukup kecil untuk kategori negara berkembang. Akan tetapi, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Myanmar terus mengalami perlemahan. tercatat nilai PDB Myanmar pada periode Desember 2021 hanya sebesar USD65 triliun.

Ekonomi Myanmar
Data ekonomi Myanmar (Foto : Trading Economics)

Laos
Negara selanjutnya yakni Laos. Kondisi perekonomian Laos terus mengalami keterpurukan sejak pandemi Covid-19 melanda. Hal ini bertambah parah ketika konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina terjadi.

Dalam beberapa bulan terakhir, Negara berjuluk Negeri Seribu Gajah ini mengalami lonjakan utang yang tinggi hingga berujung pada restrukturisasi utang. Keadaan tersebut diperparah dengan menipisnya cadangan devisa (cadev) yang dimiliki oleh Laos, di mana cadev yang dimiliki negara tersebut hanya mampu untuk membiayai 2 bulan impor.

Berdasarkan data dari Trading Economics, inflasi yang terjadi di Laos pada Juni 2022 mencapai 23,60 persen Year on Year (YoY), lonjakan inflasi tertinggi kedua jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Selain itu, nilai PDB Laos hanya sebesar USD19 miliar per Desember 2021.

Ekonomi Laos
Data ekonomi Laos (Foto : Trading Economics)
Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Menhub Klaim Punya Jurus Jitu Turunkan Harga Tiket Pesawat

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengungkapkan sejumlah cara untuk menurunkan harga tiket pesawat yang semakin mahal. Setidaknya, kata dia, terdapat empat cara yang dipaparkan olehnya.

DJP Klaim MLI STTR yang Diteken Sri Mulyani Bisa Dongkrak Penerimaan Pajak

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklaim, perjanjian Multilateral Instrument Subject to Tax Rule (MLI STTR) bisa mendongkrak penerimaan pajak negara.

Pasar Keuangan RI Banjir Dana Asing dalam Sepekan

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia selama sepekan terakhir, yakni selama periode transaksi 17 - 19 September 2024 sebesar Rp 25,6 triliun.

Harga Bahan Pangan Kompak Naik di Akhir Pekan

Harga bahan pangan secara nasional di tingkat pedagang eceran terpantau mengalami kenaikan pada akhir pekan ini, Sabtu 21 September 2024.