HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun meminta orangtua menjaga anak-anaknya agar tidak terpapar varian BA.4 dan BA.5. Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyebut, dengan adanya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang jauh lebih mudah menular dibanding varian awalnya pada anak di Indonesia.
Menurutnya, subvarian baru ini memiliki potensi menyebabkan gelombang kasus Covid-19 lanjutan.
Ketua Satgas Vaksinasi IDAI Prof Dr dr Hartono Gunardi, SpA(K) mengingatkan para orangtua untuk mengikuti Bulan Imunisasi Anak Nasional yaitu melengkapi imunisasi dasar dan booster untuk anak balita, imunisasi MR tambahan dan imunisasi dengan vaksin baru yaitu vaksin pneumokokus (PCV) yang berguna untuk mencegah radang paru.
IDAI juga menyoroti dengan musim liburan panjang ini, kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan yang mengalami penurunan.
“Padahal anak memiliki risiko yang sama dengan dewasa untuk terinfeksi Covid-19, bahkan berpotensi mengalami komplikasi MIS-C dan Long Covid-19, sehingga pencegahan adalah yang utama,” kata dr Yogi Prawira, SpA(K), Ketua Satgas Covid-19 IDAI.
Satgas Covid-19 IDAI juga mengimbau orangtua untuk tidak membawa anak ke tempat keramaian di masa liburan sekolah, serta mengajarkan anak supaya cakap dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Protokol kesehatan terbukti efektif mencegah berbagai penyakit infeksi, termasuk Covid-19, sehingga kebiasaan baik yang terbentuk selama masa pandemi harus dipertahankan, bahkan semakin ditingkatkan pada situasi adanya kenaikan kasus,” tambah Yogi.
IDAI juga berharap pemerintah meningkatkan 3T (testing, tracing dan treatment) serta menampilkan data terkini kasus Covid-19 terkonfirmasi secara akurat dan transparan, termasuk pada usia bayi dan anak.
Piprim memaparkan, data IDAI terkini menunjukkan adanya peningkatan kasus Covid-19 pada bayi dan anak yang membutuhkan perawatan. Selain itu juga ada peningkatan kasus Multisystem Inflammatory System in Children (MIS-C) dan potensi kasus Long Covid-19 pada anak di Indonesia.
IDAI juga meminta pihak sekolah, dinas pendidikan dan pemerintah daerah berkolaborasi dengan orangtua dan dinas kesehatan dalam memastikan keamanan dan keselamatan anak, antara lain dengan melakukan testing pada anak dengan gejala Covid-19, dan patuh serta disiplin menjalankan protokol kesehatan, serta tidak membawa anak ke luar rumah apabila ada gejala demam/batuk/pilek/diare.
Protokol kesehatan terutama fokus pada penggunaan masker wajib untuk semua orang berusia di atas 2 tahun, mencuci tangan, menjaga jarak kemudian tidak makan bersamaan.