JAKARTA – Bencana banjir hingga saat ini masih merendam sejumlah pemukiman warga yang ada di Provinsi Riau semenjak beberapa waktu yang lalu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, seperti bencana banjir yang melanda Kabupaten Indragiri Hilir.
Abdul menyebut ketinggian air di beberapa lokasi bervariasi antara 20 hingga 80 sentimeter. Sebelumnya dilaporkan banjir melanda 11 desa di 5 kecamatan sejak Jumat (14/3) pagi.
“Tercatat 3.367 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan 140 KK diantaranya terpaksa mengungsi,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (20/3).
Bencana banjir juga melanda pemukiman warga yang ada di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Bencana banjir yang terjadi sejak Jumat (7/3) itu masih bertahan sampai dengan saat ini. Dimana ketinggian air masih berkisar antara 30 hingga 100 sentimeter.
Sebelumnya diketahui banjir merendam empat kecamatan antara lain Kecamatan Pangkalan Kerinci, Langgam, Pelalawan dan Pangkalan Kuras.
“Sedikitnya 3.336 unit rumah, 10 unit fasilitas pendidikan, dan 57 fasilitas umum terdampak,” ungkapnya.
Banjir juga masih merendam dua kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. BPBD Kota Pekanbaru melaporkan per Rabu (19/3) pukul 18.00 WIB, di Kecamatan Tenayan Raya debit air mengalami kenaikan 10 hingga 15 sentimeter dari hari sebelumnya.
“Sementara di Kecamatan Rumbai debit air cenderung turun 5 hingga 15 setimeter dari hari sebelumnya,” imbuhnya.
Sebelumnya dilaporkan banjir merendam sejak awal Maret akibat pasang surut air laut dan lokasi yang berdekatan dengan Sungai Siak. Banjir menyebabkan 1.700 jiwa terdampak dan 80 jiwa terpaksa mengungsi.
Abdul kemudian mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah dengan melakukan pembersihan drainase.
“Bisa juga dengan perbaikan dan pemeliharaan tanggul, mempersiapkan tas siaga bencana, melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman ketika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang (feasibility) kurang dari 100 meter,” imbaunya.
