JAKARTA – Pengurus cabang Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia cabang kota Batam (SEMMI BATAM) telah melakukan silaturrahmi dengan Pengurus Migas Centre Universitas Putra Batam.
Sehubungan dengan salah satu fokus pemerintahan Prabowo-Gibran yang tertuang dalam Asta Cita, ketahanan energi nasional menjadi salah satu program prioritas yang harus dikawal bersama.
“Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam kini masih terjebak sebagai negara importir minyak dengan skala yang sangat besar. Tercatat Indonesia mengimpor sebanyak 53,74 juta ton pada tahun 2024,” kata ketua pengurus cabang SEMMI Kota Batam, Murset Fahmi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Holopis.com, Selasa (18/3/2025).
Kemudian, Murset pun menjelaskan bahwa sebagai salah satu daerah yang berkontribusi besar terhadap produksi minyak dan gas nasional, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau harus memberikan perhatian serius di wilayah ini, di mana keterlibatan daerah berkaitan dengan industri migas di Kepulauan Riau khususnya Kota Batam harus terus ditingkatkan.
“Akan ada banyak projek-projek besar di sektor migas yang akan dikembangkan di sini. Dan kami sebagai kelompok mahasiswa berkewajiban untuk mendekatkan industri migas ini kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Lantas, Murset pun menegaskan bahwa tujuan besar PB SEMMI Kota Batam adalah bagaimana agar insan bangsa bisa berkolaborasi untuk memberikan dampak yang baik dalam ekosistem tata kelola energi nasional.
“Inilah tujuan kami bersilaturahmi dengan Migas Centre Universitas Putra Batam, yaitu ingin berkolaborasi bersama-sama untuk menjadi corong edukasi kepada masyarakat khususnya bekaitan dengan industri migas. Supaya ke depan akan lahir generasi muda putra daerah yang terampil di bidang migas yang akan mengisi pos-pos strategis di industri hulu dan hilir migas di Kepulauan Riau,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, La Dewsatria Perdana Shandy yang merupakan bendahara cabang SEMMI Batam menegaskan pula Komitmen SEMMI dalam mengawal isu migas di Kepulauan Riau. Apalagi menurutnya pula, ke depan akan dibangun kilang minyak terbesar di indonesia berkapasitas 500.000 (lima ratus ribu) barel per hari, yang akan dibangun di Pulau Pemping, sehingga akan menyerap ribuan tenaga kerja baru.
“Ketersediaan lapangan pekerjaan ini bukan hanya pada kilang minyak yang akan dibangun, namun juga tentunya terbukanya lapangan pekerjaan pada industri penunjangnya. Karena seperti yang kita ketahui bersama, Batam merupakan pusat pabrikasi kontruksi dan rekayasa untuk industri energi di wilayah Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT),” jelasnya.
Terkahir, ia juga mengatakan bahwa sebagai salah satu mahasiswa Teknik Industri dan sekaligus putra asli daerah Batam, dirinya akan mengupayakan dan memperjuangkan niat baiknya untuk mengawal ketahanan energi di Kota Batam.
“Saya pastikan SEMMI Batam akan mengawal penuh prosesnya, mahasiswa sebagai mitra kritis dan mitra strategis pemerintah harus diberikan ruang seluas-luasnya dalam proses pembangunan ini,” tegasnya.
“Karena ke depan harapan kami keberadaan kilang minyak tersebut bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, lebih dari pada itu, keberadaannya harus berdampak nyata untuk generasi muda tempatan yang terampil serta masyarakat luas,” pungkas Dewa.