HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengaku mencium aroma kurang baik dalam peringatan Hari Perempuan Sedunia (International Women’s Day) yang akan diperingati pada hari Sabtu, 8 Maret 2025.
Pasalnya, ada kabar bahwa rencana aksi unjuk rasa peringatan Hari Perempuan Internasional 2025 tersebut akan disusupi oleh gerakan #IndonesiaGelap yang hendak dibawa oleh Aliansi Masyarakat Sipil.
“Saya mendengar adanya rencana aksi memperingati Hari Perempuan Sedunia dengan memanfaatkan isu #IndonesiaGelap. Jika benar, ini tentu cukup berbahaya ya,” kata Habib Syakur kepada jurnalis, Kamis (6/3/2025).
Menurutnya, peringatan Hari Perempuan Internasional tersebut tidak seharusnya ditunggangi oleh isu dan narasi yang justru sekadar politis belaka. Sebab menurutnya, isu Indonesia Gelap malah cenderung bisa kontra produktif.
“Peringatan Hari Perempuan Seduni ini kan peringatan suci, bagaimana kita menyuarakan hak-hak perempuan yang mungkin masih termarjinalkan, sehingga pemerintah atau pemangku kebijakan ikut peduli,” ujarnya.
“Tapi ketika ditunggangu isu Indonesia Gelap, malah isu perempuannya bisa tertutup. Karena isu Indonesia Gelap ini hanyalah ajang sumpah serapah dan caci maki sekelompok masyarakat kepada pemerintah kita,” sambung Habib Syakur.
Terlebih kata dia, isu Indonesia Gelap juga dinilai sebagai ajang untuk mengolok-olok aparat, baik TNI maupun Polri. Terbaru, isu tersebut digaungkan untuk mendiskreditkan Polisi dengan narasi bayar-bayar-bayar.
“Iya, itu isu politis, jadi kalau disusupi agenda politis itu, menurut saya narasi Hari Perempuan Sedunia akan tertutup dan ternoda. Sebaiknya siapa pun penyelenggara aksi Hari Perempuan Sedunia ini patut waspada penumpang gelap,” tuturnya.
Diingatkan Habib Syakur, bahwa gerakan politis akan terus berlangsung dengan memanfaatkan momentum tematik sehingga seolah menjadi legitimasi mereka untuk melakukan demonstrasi.
Pun demikian, ulama asal Malang Raya ini menggaris bawahi jika dirinya tidak berarti menentang demokrasi dan aksi penyampaian pendapat. Hanya saja penggunaan isu-isu politis seperti Indonesia Gelap jangan sampai merusak marwah gerakan sosial Hari Perempuan Internasional.
“Saya tidak anti demonstrasi ya, boleh kok demo kan dilindungi oleh Undang-Undang. Hanya saja jangan sampai gerakan suci seperti Hari Perempuan ini dinodai oleh gerakan politis Indonesia Gelap yang isinya cuma caci maki, olok-olok dan sumpah serapah ke pemerintah, TNI dan Polri kita,” pungkasnya.