JAKARTA – Bencana banjir merendam sejumlah pemukiman warga yang ada di Kota Serang Provinsi Banten sejak beberapa hari yang lalu. Tercatat ratusan rumah terendam banjir sampai saat ini.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, setidaknya ada 11 kelurahan yang terendam banjir.
“Cuaca ekstrim menyebabkan banjir yang melanda 11 kelurahan di Kecamatan Serang dan Kecamatan Walantaka , Kota Serang, Provinsi Banten,” kata Abdul Muhari dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (9/2).
11 kelurahan yang terdampak banjir yaitu Kelurahan Kaligandu, Kelurahan Sumur Pecung, Kelurahan Cinanggung, Kelurahan Lontarbaru, Kelurahan Kaligandu, Kelurahan Lopang, Kelurahan Unyur, Kelurahan Panancangan, Kelurahan Terondol dan Kelurahan Cimuncang di Kecamatan Serang dan Kelurahan Tegal Sari di Kecamatan Walantaka
Abdul mengungkapkan, berdasarkan hasil kaji cepat sementara tercatat sebanyak 643 KK dan 643 rumah terdampak banjir dengan ketinggian bervariasi.
“Banjir merendam dengan tinggi muka air 40-80 centimeter,” imbuhnya.
Abdul memastikan BPBD Kota Serang melakukan asesmen kepada warga terdampak dan berkoordinasi kepada pemerintah kelurahan dan desa setempat.
“Untuk laporan terkini yang diterima saat ini air sudah surut dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana,” ujarnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca tanggal 8 hingga 9 Februari 2025, adapun wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Jambi.
Adapun wilayah yang berpotensi mengalami angin kencang antara lain Provinsi Bali, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kep. Riau, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Abdul kemudian mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk siap siaga dan waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah.
“Berbagai upaya dapat dilakukan sebagai upaya mitigasi dan pencegahan, seperti memantau kondisi tanggul, pembersihan saluran air atau daerah aliras sungai, penyiapan pompa air atau tempat penampungan air serta rencana kedaruratan untuk mempersiapkan lokasi evakuasi, logistik dan peralatan penanganan bencana,” imbaunya.