HOLOPIS.COM, JAKARTA – Musim MotoGP 2025 menjadi panggung kontras bagi dua bintang Ducati. Di saat Marc Marquez tampil perkasa dan mengunci gelar juara dunia lebih cepat, Francesco “Pecco” Bagnaia justru terpuruk dan gagal memenuhi ekspektasi besar.
Padahal, Bagnaia memasuki musim 2025 dengan status salah satu rider paling konsisten. Meski gelar juara dunia MotoGP 2024 direbut Jorge Martin, Pecco mencatatkan 11 kemenangan balapan, terbanyak di antara rivalnya, dan finis sebagai runner-up.
Kedatangan Marc Marquez ke tim pabrikan Ducati sempat diprediksi bakal melahirkan duel sengit. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Bagnaia hanya mampu memenangi dua balapan utama, sering kesulitan naik podium, dan akhirnya harus puas finis di posisi kelima klasemen akhir.
Sebaliknya, Marquez tampil hampir tanpa cela. Rider asal Spanyol itu membukukan 11 kemenangan grand prix dan memastikan gelar juara dunia dengan empat seri tersisa, sebuah dominasi yang jarang terjadi di era modern MotoGP.
Paolo Simoncelli, tokoh balap motor Italia sekaligus ayah mendiang Marco Simoncelli, menilai kegagalan Bagnaia berakar dari kesalahan besar: meremehkan Marquez.
“Dia tidak siap dengan seorang rekan setim yang sangat tangguh. Pecco kan datang dari kelompoknya Valentino Rossi, dan setelah mendengar semua yang mereka katakan di sana, dia meremehkan Marquez,” ujar Paolo Simoncelli kepada Corriere della Sera yang dikutip Holopis.com, Senin (29/12/2025).
Simoncelli menilai Bagnaia terlalu percaya diri dengan statistik musim lalu.
“Di tahun sebelumnya [2024], dia gagal juara dunia meskipun memenangi 11 balapan grand prix. Pecco mungkin berpikir, ‘Apa yang harus kulakukan hanyalah jatuh lebih sedikit’, tapi Marc itu kan monster di atas lintasan dan itu membuat dia panik.”
Simoncelli pun tak ragu memuji Marquez.
“Saya sudah tahu bahwa Marc adalah yang terkuat, saya selalu suka dengan dia; dia itu balapan dan berpikir seperti almarhum putra saya, dia tidak pernah menyerah dan selalu berusaha.”



