Skandal Pilot dan Pramugari Jadi Cerita Panas Film Penerbangan Terakhir
HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dunia perfilman Indonesia terus menunjukan kreativitasnya yang menjadikan banyak hal sebagai bahan yang diangkat ke layar kaca, tidak terkecuali di bidang profesi pilot, berjudul ‘Penerbangan Terakhir’. Tidak hanya menampilkan profesi semata, tetapi film persembahan ruah produksi VMS Studio ini menampilkan skandal cinta yang penuh plot twist antara seorang pilot dan pramugari.
Film ini mempertemukan aktor-aktor muda berbakat seperti Jerome Kurnia, Nadya Arina & Aghniny Haque. Dalam video teaser yang dirilis menampilkan Jerome Kurnia berada di antara dua persimpangan jalan. Memilih Nadya Arina, atau Aghniny Haque! Ketiganya akan terlibat dalam sebuah skandal terpanas tahun 2026 lewat film Penerbangan Terakhir persembahan VMS Studio.
Dalam video berdurasi 1.33 Menit tersebut dibuka dengan sebuah pesawat yang tengah lepas landas yang beberapa menit kemudian langsung dikejutkan dengan adegan panas yang terjadi di dalam pesawat yang tengah mengudara.
Video menampilkan menampilkan perjalanan Jerome Kurnia sebagai Kapten Deva, yang tengah mendekati pramugarinya, Tiara (Nadya Arina). Awalnya, mulut manis dan kharisma Kapten Deva seperti sebuah kesempurnaan yang nyata. Tapi, semakin dalam Tiara dekat dengan Kapten Deva, ada banyak tipu daya dan manipulasi yang sulit dibedakan mana yang tulus dan tak sungguh-sungguh.
Belum lagi, kemunculan Nadia, pramugari senior yang ternyata memiliki hubungan yang lebih dulu dengan Kapten Deva. Kemunculannya pun membuat cerita cinta manis Kapten Deva dan Tiara buyar. Trailer juga mengungkap segila apa cerita yang sebenarnya dari kisah yang sering kita dengar dari balik dunia penerbangan.
Tony Ramesh selaku produser mengatakan, ‘Penerbangan Trekahir’ akan menjadi film pertama dari VMS Studio yang akan tayang di tahun 2026 mendatang. Film ini dipastikan akan menjadi daya tarik tersendiri karena isunya yang dekat dengan masyarakat.
“Kisah ini terinspirasi dari kejadian yang ada di sekitar masyarakat, lalu sempat jadi perbincangan yang ramai lagi belakangan ternyata. Untuk itu kami mempertimbangkan merilis film ini di awal tahun, untuk memberikan sesuatu ke penonton tentang cerita yang sering kita dengar tapi tidak pernah dilihat oleh masyarakat,” katanya di Jakarta, Selasa (23/12).
Dalam kesempatan yang sama, Jerome Kurnia yang didapuk menjadi pilot mengaku lebih dulu mengikuti workshop dengan pilot aktif. Selain dikenalkan dengan beberapa fitur yang ada di kokpit pesawat, Jerome juga mempelajari sikap dan cara pilot dalam berperilaku baik di dalam pesawat maupun di bandara.
Bagi Jerome, salah satu yang menarik adalah di film ini tidak ada karakter yang benar-benar antagonis. Menurutnya, setiap karakter memiliki sudut pandang masing-masing yang akan membuat penonton pun merasa lebih dekat dengan dinamika permasalahan romansanya.
“Antara Kapten Deva, Tiara, dan Nadia, itu berada dalam sebuah situasi yang rumit. Ketiganya tidak benar-benar diposisikan sebagai siapa yang paling baik atau yang paling jahat. Mereka bertiga punya sudut pandang masing-masing yang akan membuat penonton berefleksi, masing-masing punya sisi negatif dan positifnya.Sangat human dramanya,” ujar Jerome Kurnia.
Bagi Jerome dan Nadya, yang juga menjadi pasangan di kehidupan nyata, dan dipasangkan di film ini, keduanya memiliki tantangannya tersendiri. Sebab, di film ini Kapten Deva dan Tiara adalah pasangan yang baru memulai perjalanan cinta mereka.
“Aku memerankan Tiara, yang sebenarnya adalah pramugari baru. Jadi dunia penerbangan itu baru baginya. Begitu pula dengan kisah percintaan, Tiara cukup baru. Ketika bertemu dengan Kapten Deva, Tiara akan menemukan masalah-masalah yang nantinya akan menjadi besar dan mengubah kehidupannya,” kata Nadya Arina.
Aghniny Haque, yang belakangan dikenal dengan peran serta karakter di film-film bergenre aksi, merasa sangat senang ia bisa kembali bermain di film drama.
Terlebih, menurutnya, Penerbangan Terakhir menawarkan perjalanan emosi yang sangat intens dan menuntut karakternya untuk bisa menampilkan sisi yang bisa menjadi kontroversi bagi penonton.
“Karakter Nadia itu bisa sangat membuat penonton antara membenci atau menaruh empati dengannya. Karena ada sisi obsesif dan kegilaan di dirinya. Proses pendalaman karakternya sangat intens. Nadia dan aku sangat bertolak belakang, dan aku bersyukur berada di film ini yang memberikan aku ruang untuk bereksplorasi di ruang drama dengan emosi yang sangat dalam,” kata Aghniny Haque.