HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah mendorong kebijakan Work From Mall (WFM) sebagai salah satu strategi dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah dinamika global. WFM yang menjadi bagian dari kebijakan Work From Anywhere (WFA) ini adalah pemanfaatan pusat perbelanjaan sebagai ruang publik produktif.
Melalui konsep tersebut, pusat perbelanjaan tidak hanya difungsikan sebagai lokasi transaksi ritel, tetapi juga sebagai ruang aktivitas ekonomi yang mendukung produktivitas, kreativitas, serta keterlibatan UMKM dan pekerja ekonomi digital.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, langkah ini dinilai relevan untuk menjaga pergerakan ekonomi di penghujung tahun, seiring tingginya mobilitas masyarakat pada periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), yang berbarengan dengan libur anak sekolah.
“Sekali lagi, mall bukan hanya tempat berbelanja, tetapi bisa dimanfaatkan juga untuk kegiatan ekonomi atau bekerja,” ujar Airlangga di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, dikutip Holopis.com, Jumat (26/12/2025).
Melalui pengembangan konsep WFM, pemerintah mendorong pusat perbelanjaan menjadi ruang kerja alternatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital dan gig economy.
Airlangga mengatakan, program ini akan dikembangkan secara bertahap di sejumlah provinsi dengan dukungan pemerintah daerah serta perusahaan teknologi, memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia seperti konektivitas internet dan layanan penunjang lainnya.
“Kita akan kerja di 15 provinsi dan akan didukung oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang IT. Sehingga kalau yang bergerak di gig ekonomi butuhnya charger laptop, wifi, dan kopi. Nah, itu semuanya ada di mall,” tutur Airlangga.
Ia mengungkapkan, program WFA, yang salah satunya termasuk WFM ini akan dikolaborasikan dengan berbagai program belanja nasional, seperti program Belanja di Indonesia Saja yang digagas oleh Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) yang dilaksanakan serentak di berbagai pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia.
Program ini menargetkan nilai transaksi hingga Rp30 triliun sampai 4 Januari 2025. Secara keseluruhan, pemerintah menargetkan perputaran belanja masyarakat hingga akhir tahun dapat menembus lebih dari Rp110 triliun.
“Kalau kita lihat, tadi seluruh penjualan di setiap toko ada diskonnya sampai dengan 50%, bahkan ada yang tambah 25% lagi, plus cashback lagi 10%. Jadi, itulah yang didorong, agar terjadi pertumbuhan ekonomi, belanja masyarakat bisa meningkat,” ujar Airlangga.
Selain mendorong konsumsi domestik, program belanja nasional juga membuka ruang yang lebih luas bagi UMKM untuk terlibat dalam ekosistem ritel modern. Kehadiran UMKM di pusat perbelanjaan dinilai penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Hampir di semua mal itu rame dan mudah-mudahan acara ini bisa berjalan dengan lancar dan akan mendorong kegiatan ekonomi,” ungkapnya.
Turut hadir mendampingi Menko Airlangga antara lain Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Menteri Agama, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso.
Kemudian Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonimian Ali Murtopo Simbolon, Staf Ahli Kemenko Perekonomian Bidang Pembangunan Daerah Haryo Limanseto, Ketua Umum HIPPINDO Budiharjo Iduansjah, serta Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja.



