Menyongsong 2026, Jateng Seimbangkan Manufaktur dan Pertanian

7 Shares

HOLOPIS.COM, SEMARANG – Memasuki penghujung 2025, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mulai memetakan arah kebijakan ekonomi untuk menghadapi tahun 2026.

Di tengah dinamika global, tekanan harga pangan, dan kebutuhan transformasi ekonomi, Jawa Tengah dinilai berada pada fase pemulihan sekaligus transformasi struktural.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, Jateng kini tengah bersiap menata fondasi ekonomi yang lebih berkelanjutan dengan menyeimbangkan peran sektor industri pengolahan dan pertanian.

“Jawa Tengah berada pada fase pemulihan dan transformasi struktural dalam menyongsong 2026,” kata Sujarwanto dalam keterangannya, dikutip Holopis.com, Jumat (26/12/2025).

- Advertisement -

Menurutnya, industri pengolahan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Sektor ini memiliki porsi dominan dalam struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan berperan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi daerah.

Di sisi lain, sektor pertanian juga memegang peranan strategis, terutama dalam menjaga ketahanan pangan lokal maupun nasional serta mengendalikan inflasi.

Peran vital tersebut menjadi salah satu alasan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menetapkan industri pengolahan dan pertanian sebagai sektor prioritas pembangunan daerah.

“Industri pengolahan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan, sementara sektor pertanian terus menjaga stabilitas pangan dan inflasi,” ujar Sujarwanto.

Meski demikian, Pemprov Jawa Tengah menyadari adanya tantangan yang harus diantisipasi ke depan. Tekanan harga pangan, dinamika ekonomi global, hingga ketersediaan pasokan bahan baku menjadi faktor yang menuntut keseimbangan antara penguatan sektor manufaktur dan modernisasi pertanian agar pertumbuhan ekonomi tetap inklusif dan berkelanjutan.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya melalui penguatan dan pengembangan kawasan industri, percepatan investasi berbasis teknologi, serta pengembangan industri hijau yang ramah lingkungan.

Selain itu, digitalisasi dan peningkatan produktivitas sektor manufaktur juga menjadi agenda penting dalam mendorong daya saing industri daerah. Langkah ini diharapkan mampu menarik lebih banyak investasi sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi yang lebih besar.

Dalam sektor pertanian, Pemprov Jawa Tengah mendorong penguatan kemitraan antara industri dan petani. Menurut Sujarwanto, kolaborasi tersebut penting untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku industri, sekaligus menstabilkan harga hasil pertanian di tingkat petani dan konsumen.

“Kemitraan industri dengan petani juga perlu diperkuat guna menjaga pasokan bahan baku dan stabilisasi harga,” kata Sujarwanto.

Upaya tersebut juga dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menaruh perhatian pada pengembangan pendidikan vokasi dan pelatihan kerja yang selaras dengan kebutuhan industri, guna memastikan kesiapan tenaga kerja lokal menghadapi perubahan struktur ekonomi.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
7 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis