HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bos Trackhouse Racing, Davide Brivio, melontarkan gagasan menarik untuk meningkatkan daya saing MotoGP. Ia mengusulkan agar format kualifikasi diubah, dengan memisahkan sesi penentuan posisi start antara sprint race dan balapan utama.
Sejak MotoGP resmi menerapkan sprint race pada musim 2023, sistem kualifikasi masih menggunakan satu sesi yang sama untuk dua balapan. Artinya, hasil kualifikasi menentukan posisi start sprint race sekaligus balapan grand prix pada hari Minggu.
Menurut Brivio, sistem tersebut membuat satu kesalahan menjadi “hukuman ganda” bagi pebalap. Sebaliknya, satu kualifikasi bagus juga memberikan keuntungan dua kali lipat. Situasi ini dinilai meningkatkan tekanan berlebih dan membuat akhir pekan balapan terlalu bergantung pada satu sesi saja.
“Saya kira dari sudut pandang olahraga, persaingan di MotoGP itu baik-baik saja. Tentunya, Anda selalu bisa membaik. Mungkin, saya akan meningkatkan formatnya,” ungkap Brivio dikutip Holopis.com dari Crash, Jumat (26/12/2025).
Mantan bos Yamaha, Suzuki, hingga tim F1 Alpine itu menilai, pemisahan kualifikasi bisa membuat persaingan lebih dinamis dan memberi peluang lebih adil bagi pebalap yang mengalami kendala teknis di satu sesi.
“Secara pribadi, saya akan membagi kualifikasinya. Satu kualifikasi untuk sprint race dan satu kualifikasi untuk balapan grand prix,” lanjut Brivio.
Meski demikian, Brivio menyadari bahwa usul ini tidak mudah diterapkan. Jadwal MotoGP yang sudah padat berpotensi menjadi semakin sibuk. Namun, ia menilai perubahan tersebut tetap layak dipertimbangkan demi kualitas kompetisi.
“Memang sulit mungkin untuk menyesuaikan jadwalnya, tapi kalau bisa saya akan melakukannya karena Anda seharusnya tidak mempertaruhkan sepanjang akhir pekan di Jumat siang,” tegasnya.
Usulan ini pun berpotensi memicu diskusi menarik di kalangan penggemar dan penyelenggara MotoGP, terutama terkait keseimbangan antara hiburan, keadilan kompetisi, dan efisiensi jadwal balapan.



