HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sedikitnya tujuh tentara Kolombia tewas dan 30 lainnya mengalami luka-luka setelah kelompok gerilya menyerang sebuah pangkalan militer di Kota Aguachica, Kolombia timur laut, pada Kamis (18/12). Informasi tersebut disampaikan oleh Tentara Nasional Kolombia pada Jumat (19/12).
“Serangan ini merupakan aksi teroris yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional atau ELN, yang menggunakan drone bermuatan bahan peledak,” demikian pernyataan Tentara Nasional Kolombia, dikutip Holopis.com, Minggu (21/12).
Ia juga mengatakan bahwa tindakan itu melanggar, karena dapat membahayakan keselamatan masyarakat yang tidak berdosa.
“Tindakan tersebut melanggar hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional karena membahayakan penduduk sipil secara ekstrem,” lanjutnya.
Sementara itu, Presiden Kolombia Gustavo Petro menilai serangan itu terjadi akibat keterbatasan sistem pertahanan udara.
“Hal ini terjadi karena kurangnya sistem antidrone canggih,” kata Petro melalui platform media sosial X.
Ia menambahkan bahwa pemerintah telah memerintahkan pembelian sistem antidrone untuk mencegah serangan serupa oleh kelompok bersenjata ilegal.
Perlu diketahui pula, Komandan Jenderal Angkatan Bersenjata Kolombia Francisco Cubides menegaskan pihaknya akan meningkatkan respons keamanan.
“Tindakan intelijen dan operasional akan diperkuat untuk melawan aktivitas teroris ELN,” pungkasnya.



