Kejaksaan-Kemenekraf Kolaborasi Angkat Industri Kreatif Lampung Dukung UMKM
HOLOPIS.COM, LAMPUNG – Ada pemandangan tak biasa di Gedung Sesat Agung Bumi Sai Wawai, Lampung, Jumat (12/12). Alih-alih membahas regulasi ketat, aula tersebut justru dipenuhi aroma kopi, kilau kain tapis, dan gemuruh semangat wirausaha.
Pemandangan ini terhampar dalam Festival dan Launching UMKM Mitra Adhyaksa, sebuah kolaborasi mengejutkan antara Kejaksaan Agung RI, Pemprov Lampung, dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf).
Menteri Ekraf/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, yang hadir langsung, menyebut sinergi ini sebagai "jembatan emas" bagi ekosistem kreatif.
“UMKM adalah denyut nadi ekonomi kita. Dan ekonomi kreatif adalah mesin baru yang lahir dari paduan inovasi, teknologi, dan akar budaya. Ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo, yakni menciptakan lapangan kerja berkualitas melalui kewirausahaan,” ujar Menteri Teuku Riefky, disambut antusiasme para pelaku usaha.
Sorotan utama acara ini adalah peran Kejaksaan yang telah bertransformasi total. Program UMKM Mitra Adhyaksa memposisikan lembaga penegak hukum ini bukan lagi sekadar pengawas, melainkan mitra strategis dan "selimut pengaman" legal bagi para kreator.
Menteri Teuku Riefky menegaskan bahwa Kejaksaan kini menawarkan pendampingan hukum preventif, penyederhanaan perizinan, dan penyuluhan regulasi.
"Dengan adanya pendampingan hukum, UMKM dan industri kreatif dapat fokus berinovasi, meningkatkan kualitas produk, dan memperluas pasar tanpa rasa khawatir menghadapi persoalan legal yang kerap menjadi hambatan usaha," jelasnya.
Artinya, seniman kriya, peracik kopi, dan desainer fesyen lokal kini dapat berkarya dengan ketenangan, tahu bahwa ada payung hukum yang melindungi langkah mereka, sebuah kebutuhan krusial bagi industri yang bergerak cepat.
Festival ini sendiri menjadi etalase megah subsektor ekonomi kreatif unggulan Lampung. Dari kuliner (kopi dan keripik legendaris), kriya lokal, hingga fesyen kain tenun tapis, produk-produk ini dipamerkan di ruang kurasi khusus.
Acara ini dirancang sebagai ruang leveling up bagi produk lokal, dilengkapi dengan coaching clinic, talkshow, hingga sesi business matching yang membuka peluang pasar yang lebih luas, termasuk promosi digital.
Menteri Teuku Riefky juga membeberkan data Kemenekraf yang menunjukkan betapa sektor ini telah berubah dari sekadar potensi menjadi kontributor ekonomi yang "gila-gilaan".
Tercatat, Nilai ekspor ekonomi kreatif pada Oktober 2025 telah menembus hampir 100 persen dari target tahunan, menyumbang sekitar 13 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor ekonomi kreatif juga melampaui target dengan capaian 107 persen pada Oktober 2025. Angka ini setara dengan hampir dua juta tenaga kerja di atas target yang ditetapkan, menunjukkan kekuatan sektor ini dalam penciptaan lapangan kerja berkualitas.
Selain itu, kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2024 tercatat melampaui Rp1.500 triliun, atau sekitar 7 persen dari PDB nasional. Angka-angka ini menegaskan bahwa ekonomi kreatif tidak lagi sekadar potensi, melainkan telah menjadi penentu masa depan ekonomi nasional.
Capaian fantastis ini menegaskan: melalui sinergi unik seperti UMKM Mitra Adhyaksa di Lampung, sektor kreatif Indonesia tidak hanya bertumbuh mereka berlari kencang, mengubah hukum, dan menjadi penentu masa depan ekonomi nasional.