HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi angkat bicara terkait proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun 2025.
Pasalnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya telah melontarkan proyeksinya terkait indeks yang menjadi acuan bursa saham domestik akan mampu menembus level 9.000 di akhir tahun ini.
Inarno tak memungkiri proyeksi yang dilontarkan oleh Bendahara Negara tersebut. Sebab menurutnya, penguatan IHSG di sepanjang tahun 2025 didukung oleh fundamental ekonomi domestik yang relatif solid, termasuk pertumbuhan ekonomi yang terjaga dan stabilitas sektor keuangan.
Namun di sisi lain, ia juga mengingatkan adanya sentimen lain yang turut mempengaruhi pergerakan IHSG untuk bisa menembus level tertinggi, sebagaimana proyeksi Menkeu Purbaya.
“Namun, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh dinamika global dan sentimen pasar,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Holopis.com, Senin (15/12/2025).
Dia menegaskan, pihaknya di OJK tidak menetapkan target indeks tertentu menjelang tutup tahun, tetapi lebih menekankan pada penguatan ekosistem pasar modal serta menjaga stabilitas dan integritas pasar.
“Optimisme terhadap pasar tetap perlu diimbangi dengan kewaspadaan terhadap volatilitas jangka pendek serta pengelolaan risiko yang baik oleh investor,” ujar Inarno.
Sebagai informasi, hingga November 2025, kinerja pasar modal domestik melanjutkan tren positif, sejalan dengan ketahanan perekonomian nasional yang tetap terjaga di tengah dinamika global yang tak menentu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG pada akhir November 2025 ditutup di level 8.508,71, meningkat 4,22 persen secara bulanan atau month to month (mtm), atau naik 20,18 persen secara tahun kalender atau year to date.
Pada periode tersebut, IHSG kembali mencatatkan posisi All-Time High (ATH) pada level 8.602,13, tepatnya pada perdagangan 26 November 2025 lalu. Begitu pun dengan kapitalisasi pasar saham yang mencapai rekor tertingginya di Rp15.711 triliun.
Di sisi lain, secara ytd indeks 45 saham unggulan di pasar modal Tanah Air atau LQ45, tumbuh 2,31 persen. Kemudian indeks IDX80 tumbuh lebih tinggi sebesar 9,38 persen.



