Tarsius Watching: Pengalaman “Berburu Hantu” Paling Intim di Belitung

0 Shares

HOLOPIS.COM, BELITUNG Pulau Belitung mungkin identik dengan pantai berpasir putih dan bebatuan granit raksasa. Namun, jauh di balik gemerlap siang hari, tersimpan petualangan unik dan edukatif yang hanya terjadi setelah matahari terbenam yaitu Tarsius Watching di Hutan Kemasyarakatan (HKM) Bukit Peramun.

Di sini, wisatawan tidak hanya berlibur, tetapi juga menjadi bagian dari upaya konservasi untuk bertemu langsung dengan Tarsius Belitung (Cephalopachus bancanus saltator), primata terkecil di dunia yang dijuluki “monyet hantu” karena mata besarnya yang menakutkan dan aktivitas nokturnalnya.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Aktivitas Tarsius Watching di Bukit Peramun menawarkan sensasi yang berbeda dari wisata satwa biasa. Pengunjung diajak memasuki hutan pada malam hari, sekitar pukul 18.30 hingga 21.00 WIB, saat Tarsius baru memulai perburuannya.

Pengalaman ini didampingi langsung oleh Komunitas Air Selumar (ARSEL), kelompok pengelola lokal yang bertindak sebagai penjaga satwa. Dengan mengandalkan senter berkekuatan rendah, pengunjung diajak menyusuri jalur setapak yang sunyi.

- Advertisement -

Ketegangan halus menyelimuti saat mata semua orang tertuju pada ranting-ranting pohon. Kemudian, titik fokus itu ditemukan: dua mata besar, bulat, dan memantulkan cahaya, mengawasi dengan tenang dari balik dedaunan seperti dua bola lampu kunang-kunang.

Tarsius Belitung bukan hanya unik karena ukurannya yang hanya sebesar genggaman tangan dan kemampuannya memutar kepala hingga 270 derajat. Mereka juga dikenal sebagai hewan yang monogami, setia pada satu pasangan seumur hidupnya.

Kunci keunikan Tarsius Watching di Bukit Peramun adalah pendekatannya yang ketat terhadap konservasi. Jumlah pengunjung dibatasi, dan penggunaan flash kamera dilarang keras untuk melindungi mata Tarsius yang sangat sensitif.

Protokol ini bukan hanya melindungi Tarsius dari stres, tetapi juga memastikan populasi mereka terus bertambah. Laporan dari komunitas lokal bahkan menunjukkan angka kelahiran Tarsius yang stabil setiap tahunnya.

Dengan mengunjungi Bukit Peramun, wisatawan secara langsung berkontribusi pada ekonomi masyarakat lokal dan kelangsungan hidup Tarsius di habitat aslinya. Pengalaman ini menegaskan bahwa Belitung tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga petualangan ekologi yang kaya ilmu pengetahuan dan penuh rasa hormat terhadap alam liar.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
0 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis