HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan pentingnya ketegasan guru dalam membentuk karakter siswa, terutama di tengah meningkatnya fenomena anak didik yang melawan dan bersikap kurang ajar kepada pendidik. Pesan itu ia sampaikan dalam perayaan Hari Guru Nasional 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (28/11) lalu.
Prabowo menyebut ketegasan guru kerap disalahartikan, padahal peran itu menjadi kunci pembentukan disiplin diri pada anak.
Dukungan terhadap pernyataan Presiden datang dari Komisi X DPR RI. Ketua Komisi X, Hetifah Sjaifudian, menilai pesan Prabowo justru menunjukkan perhatian terhadap profesi guru dan tantangan yang mereka hadapi di sekolah.
“Kami pada dasarnya mendukung pernyataan Presiden mengenai pentingnya ketegasan guru dalam membentuk karakter siswa,” ujar Hetifah kepada Holopis.com, Selasa (2/12).
Ia menilai bahwa apa yang disampaikan Prabowo penting untuk mengembalikan wibawa profesi guru serta menegaskan ruang bagi pendidik untuk bertindak dalam koridor yang benar.
Hetifah juga menyoroti konteks yang lebih luas yakni bentuk kepedulian dan dorongan kepada para guru agar tidal ragu menegakkan kedisiplinan.
“Pernyataan Presiden itu saya lihat sebagai bentuk kepedulian, sekaligus dorongan agar guru tidak ragu menegakkan disiplin,” katanya.
Ia menegaskan bahwa kriminalisasi terhadap guru yang sedang menjalankan tugas harus dicegah, karena hal itu berpotensi melemahkan fungsi pendisiplinan di sekolah.
Menurutnya, ketegasan yang dimaksud bukanlah tindakan kasar yang mengacu pada kekerasan.
“Ketegasan guru harus tetap berada dalam koridor pedagogis, bukan kekerasan,” ucap Hetifah.
Ia menegaskan bahwa pendidik tetap harus menjunjung kaidah pendidikan dan pendekatan yang sesuai dengan karakter siswa.
Hetifah menambahkan bahwa pendisiplinan tak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan keluarga.
“Pendidikan karakter itu tanggung jawab bersama sekolah dan orang tua,” ujarnya.
Karena itu, ia meminta agar orang tua memahami ketika guru menerapkan disiplin demi kebaikan anak.
“Guru butuh dukungan orang tua, agar ketegasan di sekolah tidak dipersepsikan negatif,” tambahnya.
Menurut Hetifah, pesan Presiden dan situasi yang dihadapi para guru seharusnya menjadi momentum memperkuat kolaborasi antara sekolah dan keluarga. Dengan dukungan yang selaras, ketegasan guru dapat kembali menjadi bagian penting dari proses pembentukan karakter siswa.



