BMKG Peringatkan Bibit Siklon dan Hujan Ekstrem Jelang Nataru

9 Shares

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan keras terkait potensi bencana hidrometeorologi menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Cuaca ekstrem diramal meningkat signifikan, termasuk ancaman bibit siklon tropis yang mulai terbentuk di wilayah selatan Indonesia.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani menyebut sejumlah fenomena cuaca ekstrem akan mendominasi dalam beberapa pekan ke depan, mulai dari hujan intensitas tinggi, angin kencang, hingga fenomena petir merusak dan puting beliung.

“Trennya terus naik. Jawa Barat memimpin frekuensi kejadian hujan ekstrem dan angin kencang, disusul Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” kata Faisal, dikutip Holopis.com dari laman resmi BMKG, Selasa (2/12/2025).

- Advertisement -

BMKG memprediksi, bahwa periode minggu kedua Desember 2025 hingga awal Januari 2026 akan menjadi fase paling rawan.

Sejumlah faktor pemicu cuaca ekstrem tengah aktif dan saling memperkuat, salah satunya yakni Monsoon Asia yang mulai aktif dan meningkatkan curah hujan. Kemudian anomali atmosfer Madden Julian Oscillation, gelombang Kelvin, dan Rossby Equator yang memicu hujan ekstrem.

Tak hanya itu, seruak dingin Siberia juga turut memperkuat intensitas hujan, serta bibit siklon tropis yang diperkirakan tumbuh di wilayah selatan Indonesia.

Adapun daerah yang berpotensi terdampak pembentukan bibit siklon meliputi Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa–Bali, NTB, NTT, Maluku, serta Papua Selatan dan Tengah.

BMKG mengingatkan bahwa meski Indonesia pada umumnya tidak berada di jalur siklon, anomali cuaca dapat mengubah pola tersebut. Contoh terdekat adalah Siklon Senyar yang memicu hujan ekstrem lebih dari 380 mm per hari di Aceh serta menimbulkan kerusakan luas.

Selain itu, pada 28 Desember hingga 10 Januari, sebagian besar wilayah Jawa, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, hingga Papua Selatan diprediksi mengalami hujan tinggi sampai sangat tinggi, yakni 300–500 mm per bulan.

Pesisir Jakarta, Banten, dan Pantura Jawa Barat juga diminta waspada potensi banjir rob akibat fase perigee dan bulan purnama pertengahan Desember.

Langkah Antisipatif BMKG

Untuk mengurangi risiko bencana dan memperlancar distribusi logistik, BMKG bersama BNPB mengoperasikan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di tiga bandara, yakni Sultan Iskandar Muda (Aceh), Kualanamu (Sumut), dan bandara di Padang.

Operasi ini dilakukan untuk mengalihkan hujan ke wilayah yang aman atau mencegah hujan turun di zona rawan menggunakan penyemaian NaCl atau Calcium Oxide.

“OMC hanya bisa dilakukan bila gubernur menetapkan status siaga darurat. Tanpa itu, operasi tidak bisa dijalankan karena biaya dan risikonya sangat besar,” jelas Faisal.

BMKG juga menegaskan bahwa siklon tropis dapat diprediksi delapan hari sebelum terbentuk. Peringatan dini pun telah berulang kali dikeluarkan saat kemunculan Siklon Senyar.

Untuk itu, menjelang libur Natal dan Tahun Baru, BMKG mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk mengintensifkan koordinasi dengan Balai Besar BMKG, menggelar rapat bersama Forkopimda, serta memperkuat sistem respons dini.

Selain itu, BMKG menyiapkan posko nasional di bandara dan pelabuhan, serta mengoptimalkan aplikasi pendukung seperti radar cuaca, DWT untuk jalur darat, dan Inawis untuk pemantauan laut.

Faisal menegaskan, bahwa peringatan dini harus diikuti dengan tindakan cepat agar risiko korban jiwa dapat ditekan.

“Rapat ini penting agar kita memiliki kesiapsiagaan dengan awas, siaga menuju keselamatan. Early warning menimbulkan early action menuju zero victim,” tutupnya.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
9 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis