HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Pariwisata menyelenggarakan Edutrip Familiarization Trip (Edu Famtrip) sebagai upaya memperkenalkan dan mempromosikan keragaman destinasi unggulan serta produk pariwisata Indonesia bertema edukasi ke pasar internasional.
Kegiatan ini berlangsung pada 16 hingga 23 November 2025 dengan melibatkan sejumlah Travel Agent dan Travel Operator (TA/TO), khususnya School Trip Organizer dari kawasan Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata, Ni Made Ayu Marthini, menjelaskan bahwa penetrasi pasar dunia untuk wisata tematik edukasi sangat penting agar Indonesia mampu bersaing dengan negara kompetitor di Asia Tenggara.
Menurutnya, Edu Famtrip menjadi langkah strategis untuk memberikan pengalaman langsung kepada mitra internasional dalam menyusun paket wisata edukasi Indonesia.
Kegiatan ini berjalan dengan semangat pemasaran kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari industri perhotelan, usaha perjalanan wisata, restoran, atraksi wisata, hingga event organizer.
Mitra industri pariwisata yang turut mendukung antara lain Wisata Sekolah Indonesia dan PACTO DMC, anggota WYSE Travel Confederation. Edu Famtrip juga menjadi tindak lanjut dari partisipasi Indonesia dalam ajang World Youth Student Travel Conference (WYSTC) 2025 di Lisbon, yang mempertemukan pelaku edutrip global.
Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara III, Raden Wisnu Sindutrisno, menambahkan bahwa empat Tour Operator terkemuka dari Eropa dan Amerika yang ditemui dalam WYSTC turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Menurutnya, momentum tersebut sangat tepat untuk mempromosikan produk pariwisata edukasi Indonesia secara lebih luas dan terarah.
Rangkaian perjalanan dimulai dari Jakarta menuju Semarang, di mana peserta melakukan walking tour di Kota Lama, mengunjungi Lawang Sewu, dan Kuil Sam Po Kong. Agenda berlanjut ke Ambarawa dengan pengalaman unik di Museum Kereta Api dan agrowisata Kampoeng Kopi Banaran.
Di Karanganyar, peserta belajar mengenai tanaman obat di Rumah Atsiri, sementara di Solo mereka mengeksplorasi Pura Mangkunegaraan dan Museum Batik Danar Hadi. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Magelang dengan kunjungan ke Candi Borobudur, sebelum menuju Yogyakarta untuk menikmati budaya Jawa.
Tahap akhir perjalanan berlangsung di Bali, di mana peserta mempelajari pengobatan tradisional di Samsara Living Museum, mengenal budaya lokal di Desa Wisata Taro, hingga menikmati atraksi Tari Kecak di Uluwatu dan makan malam perpisahan di Jimbaran. Seluruh rangkaian kegiatan dirancang untuk memberikan pengalaman langsung mengenai kekayaan budaya, sejarah, alam, dan wellness Indonesia.
“Edu Famtrip ini merupakan perjalanan awal pengenalan wisata edukasi Indonesia. Dengan membawa langsung para key buyers dari pasar potensial kaum muda, kami berharap volume perjalanan school trip dari luar negeri ke Indonesia dapat meningkat signifikan. Sinergi antara buyers dan sellers akan memperkuat posisi Wonderful Indonesia di pasar global,” ujar Raden Wisnu.
Kesuksesan Edu Famtrip diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sekaligus mendongkrak devisa negara dari sektor pariwisata. Lebih jauh, kegiatan ini menegaskan kesiapan Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman edukasi yang unik dan berkesan.



