HOLOPIS.COM,JAKARTA – Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon memiliki berbagai koin peninggalan Kerajaan Islam, salah satunya berasal dari Dinasti Abbasiyah.
Koleksi koin yang dimilikinya bukan hanya sebatas pada masa tersebut saja, melainkan dari berbagai zaman. Bahkan terdapat koin yang menjadi bukti masuknya Agama Islam ke Nusantara.
“Ya ini adalah beberapa bagian dari koin, tapi sebagian besar ada di sana, dari Dinasti Abbasiyah, ini juga dari Dinasti Abbasiyah, dan juga dari beberapa yang lain,” ujar Fadli Zon dalam unggahan di akun Instagramnya, dikutip Holopis.com, Selasa (25/11/2025).
Namun, dia tidak bisa memperlihatkan seluruh koleksi dari koin Kerajaan Islam miliknya tersebut, lantaran sebagian koleksinya sedang digunakan sebagai pajangan di pameran Misykat di Museum Nasional Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat.
“Nah koleksi-koleksi saya itu sekarang, sebenarnya sedang dipamerkan di pameran Misykat, di Museum Nasional,” katanya.
Menurutnya, koin merupakan bagian penting dalam sejarah masuknya Agama Islam di Indonesia, karena sebagai bukti pasti terkait kapannya ajaran tersebut masuk ke Nusantara.
Banyak ulama serta tokoh sejarawan memperdebatkan mengenai waktu pasti kedatangan Agama Islam, salah satunya pendapat dari Buya Hamka, yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriah atau dalam waktu masehi, saat abad ke-7.
Sayangnya, belum ada bukti mengenai hal tersebut, sampai pada akhirnya ditemukan situs Bongal di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Di situs tersebut, terdapat koin-koin dari Dinasti Umayyah yang berasal dari tahun 79 Hijriah.
Dalam unggahannya, dia menyatakan bahwa, masuknya Agama Islam ke Indonesia bukan hanya dari cerita perjalanan para saudagar yang datang selain berdagang, melainkan juga berdakwah, tetapi juga dapat dilacak melalui penemuan bersejarah yang telah ditemukan.
“Temuan numismatik ini menjadi petunjuk penting bahwa interaksi Nusantara dengan Dunia Islam sudah berlangsung sangat awal, bahkan sebelum catatan-catatan tertulis banyak dibuat,” ucapnya.
Penulis: Rafli Abdullah Santosa



