HOLOPIS.COM, JAKARTA – Film A House of Dynamite saat ini menjadi salah satu film besar Netflix yang sedang banyak dibicarakan. Bagaimana tidak, film yang bikin deg-degan ini bertabur bintang ternama seperti Rebecca Fergusson, Idris Elba, Jared Harris, Gabriel Basso, Jonah Hauer-King, Anthony Ramos, dan masih banyak lagi.
Film yang menceritakan paniknya Amerika Serikat saat hendak terkena nuklir ini disutradarai oleh sutradara ternama, Kathryn Bigelow. Film ini juga memiliki alur cerita yang unik, alih-alih alur cerita maju ke depan, film ini menceritakan kejadian yang sama sebanyak tiga kali dari perspektif yang berbeda-beda.
Bagaimana sinopsis A House of Dynamite yang saat ini sedang banyak diperdebatkan?
Sinopsis A House of Dynamite
Film A House of Dynamite menggambarkan situasi genting ketika sebuah nuklir tanpa identitas ditembakkan ke wilayah Amerika Serikat. Pemerintah dari berbagai pihak langsung bergegas mengungkap pihak yang bertanggung jawab, sementara tekanan politik dan ancaman perang membuat setiap keputusan terasa seperti memicu ledakan berikutnya.

Film ini mengikuti ketegangan yang meningkat dari menit ke menit saat dunia menunggu siapa yang akan disalahkan, dan bagaimana balasannya.
Review A House of Dynamite
Saat pertama menonton film ini, tentu saja ekspektasi sudah setinggi langit. Hal tersebut karena deretan selebriti yang membintangi film ini, serta trailer menegangkan yang sangat menjanjikan. Apalagi, tema militer dan politik yang berpusat di Amerika Serikat seolah-olah tidak pernah kehilangan daya pikatnya.
Di awal adegan, penonton langsung dibuat deg-degan dengan akting para pemain yang tampak panik dan seolah kehilangan harapan ketika mereka tiba-tiba harus menerima kenyataan bahwa Amerika akan segera dihantam serangan nuklir dan gagal menghentikannya. Apalagi mereka tidak tahu siapa yang menembakkan nuklir itu.

Kemudian, penonton pun menjadi semakin deg degan ketika para petinggi berdebat terkait apa sikap yang harus mereka lakukan. Jika mereka menyerang negara yang dicurigai, maka hal itu justru bisa memicu perang, namun jika mereka diam saja, maka bisa memberikan kesan sedang dalam kondisi lemah dan terancam semakin diserang oleh musuh-musuhnya.
Awalnya, film ini memang berhasil membuat penonton deg-degan. Namun lama kelamaan, pengulangan dalam berbagai macam perspektif justru membuat alur cerita film ini terasa semakin repetitif. Apalagi, tidak ada detail baru dalam setiap perspektif, dan hanya diulang tiga kali dari POV berbeda-beda.



