HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tim ilmuwan di Australia melaporkan terobosan penting dalam upaya menangani leukemia myeloid akut (acute myeloid leukemia/AML), salah satu jenis kanker darah paling agresif dan memiliki tingkat kekambuhan tinggi.
Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Cell, para peneliti dari Pusat Kanker Peter MacCallum menemukan bahwa sel AML, terutama sel punca (stem cell) penyebab kekambuhan, sangat bergantung pada produksi heme, sebuah molekul umum yang membantu sel bertahan dan berkembang biak. Ketika produksi heme dihentikan, sel kanker justru mengalami bentuk kematian baru yang disebut cuproptosis.
“Dengan memutus kemampuan sel AML memproduksi heme, kami bisa memicu cuproptosis dan menghancurkan sel yang paling berperan dalam kambuhnya kanker,” ujar peneliti pascadoktoral Peter Mac, Alexander Lewis, yang memimpin studi tersebut, dikutip Holopis.com, Jum’at (21/11).
Lewis menambahkan bahwa temuan ini mengungkap ‘kelemahan mendasar’ pada sel AML dan membuka peluang terapi baru yang dinilai lebih efektif serta berpotensi memberikan hasil pengobatan jangka panjang.
Setiap tahun, sekitar 900 warga Australia terdiagnosis AML. Sekitar setengah dari pasien mengalami kekambuhan setelah remisi, sementara median harapan hidup bagi pasien yang kambuh hanya berkisar empat hingga enam bulan.
“Pendekatan ini memungkinkan pengobatan yang bukan hanya membunuh sel kanker, tetapi juga mencegah penyakit kembali setelah terapi awal,” kata Lewis.
Lewis menekankan bahwa strategi ini dapat bekerja bahkan pada pasien AML yang sudah resisten terhadap obat standar. Selain itu, penelitian ini juga menemukan jalur metabolisme lain yang dapat dikombinasikan dengan pemblokiran heme untuk meningkatkan efektivitas terapi secara keseluruhan.
