Pendopo Punden Sobrah Akhirnya Rampung, Warga Madiun Kini Punya Pusat Sosial Masyarakat

24 Shares
- Advertisement -

HOLOPIS.COM, MADIUN Pemerintah Desa Sobrah, Kecamatan Wungu, Madiun, Jawa Timur, merampungkan pembangunan pendopo punden di wilayahnya. Prasarana itu disediakan untuk memenuhi kebutuhan warga setempat, yang ingin melakukan kegiatan sosial, budaya dan keagamaan yang dipercayainya.

Keberadaan bangunan tempat berkumpulnya masyarakat desa setempat itu dianggap penting dan mendesak, lantaran sebagai area pusat kehidupan sosial penunjang kearifan lokal. Pendopo punden juga menjadi bagian dari identitas lokal dan adat istiadat, yang masih dilestarikan hingga detik ini.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Hal itu disampaikan Kepala Desa Sobrah, Siti Asiyah, kepada koresponden di ruangannya, Kamis (20/11/2025), menanggapi perlunya penyediaan prasarana sebagai penunjang utama kegiatan sosial masyarakat desa setempat tersebut.

Disebutkannya, lantaran proyek tersebut dikerjakan secara swakelola, maka seluruh pelaksanaan kegiatan proyek dipercayakan kepada Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) desa setempat. Otoritas desa, menurutnya, menyerahkan kegiatan itu kepada TPK yang diketuai Suwito, lantaran untuk membagi tugas agar pembangunannya berlangsung sesuai harapan.

- Advertisement -

“Pendopo itu sudah selesai pembangunannya. Sudah diresmikan, dan insyaallah juga sudah dimanfaatkan masyarakat desa setempat. Prasarana itu penting untuk menunjang kegiatan sosial masyarakat, menyangkut adat istiadat, budaya maupun nilai-nilai kearifan lokal lainnya, yang hingga kini tetap terjaga dan lestari,” ungkap Siti Asiyah.

Sementara Ketua TPK Desa Sobrah, Suwito, saat ditemui di area pendopo punden mengatakan, keberadaan pendopo punden itu sebenarnya sudah cukup lama ditunggu-tunggu warga desa setempat. Sudah beberapa kali ganti Kades, katanya, baru saat ini angan-angan warga tersebut dapat direalisasikan.

Diungkapkannya, pendopo tersebut memiliki fungsi strategis lantaran banyak masyarakat desa setempat yang membutuhkannya. Pendopo itu, sambungnya, sebagai tempat berteduh sekaligus berkumpul manakala digelar acara budaya, religi dan bermacam kegiatan sosial lainnya.

Kegiatan yang kerap dilakukan masyarakat di tempat itu, menurut Suwito, antara lain bersih desa yang menjadi agenda tahunan pemerintah desa setempat. Bukan hanya itu, jelasnya, masyarakat juga memanfaatkannya sebagai tempat berdoa kepada para leluhur dan memberi sesajen, meminta keselamatan dan kelancaran, saat hajatan temanten, khitanan atau bentuk adat istiadat lainnya.

“Sebenarnya pendopo ini sudah digadang-gadang warga sejak lama. Baru kali ini tercapai. Jadi, pendopo ini sebagai tempat berkumpul warga saat kegiatan bersih desa. Tapi bukan cuma itu, warga yang hajatan temanten, khitanan atau apa saja, tak sedikit yang kesini untuk kirim doa,” tutur Suwito.

Soal proses pembangunan pendopo berukuran 9×9 meter itu, kata Suwito, dikerjakan secara swakelola selama tiga bulan sejak bulan Juni hingga Agustus tahun ini. Dikerjakan 8 orang, dan didukung anggaran Dana Desa (DD) sebesar Rp. 180 juta pada tahun fiskal 2025.

Suwito mengakui adanya penurunan spek bahan kayu jati, dimana kayu tiang penyangga tengah, dari yang sebelumnya berukuran 20 sentimeter, menjadi 14 sentimeter. Sedangkan tiang penyangga pinggir dari yang sebelumnya berukuran 18 sentimeter, menjadi 11 sentimeter.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
24 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis