HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) RI menegaskan komitmennya untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan melalui empat pilar kebijakan strategis.
Wakil Kepala BP Taskin, Iwan Sumule, memaparkan bahwa strategi tersebut dirancang untuk menjawab tantangan kemiskinan yang semakin kompleks, mulai dari ketimpangan layanan dasar hingga terbatasnya peluang ekonomi bagi masyarakat prasejahtera.
“Pilar yang pertama, akses pelayanan, kesehatan, pendidikan, dan perumahan. Pilar yang kedua, penciptaan pendapatan. Yaitu meningkatkan kapasitas ekonomi melalui pelatihan, akses kerja, dan pengembangan usaha. Pilar ketiga, pembinaan dan pemberdayaan. Yaitu membangun kepercayaan diri, pengetahuan, dan keterampilan. Dan pilar yang keempat, peningkatan akumulasi tabungan dan investasi,” ujar Iwan dalam acara Dies Natalis ke-42 dan Seminar Nasional Prodi Kajian Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (21/11).
Iwan menegaskan bahwa keempat strategi tersebut tidak hanya bertumpu pada pendekatan struktural, tetapi juga harus memanfaatkan kearifan lokal yang telah terbukti efektif menghadapi krisis.
Ia mencontohkan sistem subak di Bali sebagai bukti bahwa masyarakat Indonesia memiliki solusi lokal yang dapat berperan dalam penanggulangan kemiskinan berbasis ketahanan pangan.
Di akhir pemaparannya, Iwan menuturkan bahwa percepatan pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara kolaboratif agar setiap program yang dijalankan sesuai dengan program nasional.
“Sering kali kita lupa bahwa bangsa ini punya harta pengetahuan asli. Tugas kami adalah memastikan nilai-nilai itu menjadi bagian dari strategi nasional pengentasan kemiskinan,” ujarnya.



