HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bupati Solok, Sumatera Barat, Jon Firman Pandu menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keberlanjutan sektor pertanian dan memperkuat ketahanan pangan di wilayahnya.
Jon menjelaskan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi petani saat ini adalah kekhawatiran akan gagal panen.
“Nah, merupakan paradigma masyarakat takut gagal akan panen, dengan waktu rentang tanam kultural itu 3–4 bulan,” ujar Jon dalam acara Dies Natalis ke-42 dan Seminar Nasional Prodi Kajian Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta Pusat, Jumat, (21/11/2025).
Menurutnya, kekhawatiran tersebut memengaruhi pola pertanian masyarakat yang masih bergantung pada pestisida kimia. Pemerintah daerah, kata Jon, tengah berupaya menggeser penggunaan pestisida menuju bahan organik yang lebih ramah lingkungan.
“Ini menjadi masalah di kalangan masyarakat. Nah, itu pemerintah daerah akan berusaha bagaimana menggeser pestisida ke organik dan perlu kita lakukan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti bahwa sekitar 80 persen masyarakat Solok bekerja sebagai petani, sehingga sektor pangan harus menjadi perhatian bersama.
Untuk mempertegas komitmen tersebut, Pemkab Solok telah menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2025 tentang perlindungan lahan pertanian produktif.
“Banyak potensi lainnya sebetulnya, baik potensi sumberdaya alam lainnya, dengan Bupati 1 tahun 2025 itu menjadi target kita bahwa lahan pertanian ini harus kita jaga.



