HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pernyataan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep soal elektabilitas dan ‘isi tas’ untuk Pemilu 2029 jadi sorotan. Omongan Kaesang mengejutkan karena multi tafsir.
Pengamat komunikasi politik Jamiludin Ritonga menganalisa omongan Kaesang multitafsir. Menurut dia, pernyataan Kaesang dinilainya berbahaya jika dimaknai ‘isi tas’ dipakai untuk mendulang suara di Pemilu 2029.
“Hal itu dapat dimaknai, Kaesang seolah-olah mentolerir politik uang dalam pemilu. Sikap demikian tentu akan melanggengkan politik uang dalam memenangkan pemilu,” kata Jamil, sapaan akrabnya, dalam keterangannya, Kamis, (20/11/2025).
Menurut dia, jika dimaknai demikian maka bisa berdampak negatif untuk Pemilu 2029. “Akibatnya, politik uang diperkirakan akan semakin marak pada pemilu 2029. Hal ini akan semakin menjauhkan anggota legislatif dari Amanah,” lanjut dosen Universitas Esa Unggul itu.
Jamil mengingatkan partai politik dan calon legislator dipilih karena diyakini rakyat pemilih bisa memperjuangkan aspirasi
“Mereka dipilih bukan karena diyakini dapat membawa dan memperjuangkan aspirasi pemilih, tapi semata karena transaksi uang,” sebut Jamil.
Lalu, makna kedua bahwa ‘isi tas’ yang ditafsirkan itu bisa dighunakan untuk ‘kerjasama’ dengan penyelenggara pemilu. Menurut dia, kalau tafsir ini yang dimaksudkan, tentu akan berimplikasi pada keuangan caleg.
“Akibatnya, caleg PSI harus punya “isi tas”. Tanpa berbekal “isi tas”, maka sulit menjadi caleg dari partai berlogo gajah tersebut,” ujar eks Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu.

Pun, menurut Jamil dari tafsir yang dimaknai bahwa caleg yang maju Pileg karena mengandalkan ‘isi tas’ juga berpeluang tak amanah. Mereka terpilih bukan karena dipercaya masyatakat, tapi karena kerja sama dengan penyelenggara pemilu.
“Akibatnya, akan semakin banyak nantinya anggota legislatif yang tidak berintegritas. Sebab, mereka terpilih dengan menghalalkan segala cara, termasuk karena main mata dengan penyelenggara pemilu,” ujar Jamil.



