Merasa Paling Pancasilais ? Waspada, Jangan-jangan Bisa Radikal dan Intoleran

Radikalisme dapat tumbuh ketika seseorang mengklaim diri paling Pancasilais, namun dalam praktiknya menolak keberadaan kelompok lain.

34 Shares

Mahadir lantas memberikan penekanan bahwa merasa berpancasila adalah sangat penting bagi bangsa Indonesia, namun jangan sampai sekadar menjadikan pancasila sebagai simbol, tanpa memahami makna dan melaksanakannya.

Intoleransi bisa terjadi jika seseorang memahami Pancasila secara sempit, hanya pada simbol, bukan pada praktik sosial,” ucap Mahadir.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Pada kesempatan sama, Razaq dari Pemuda Forum Tanah Air menggarisbawahi bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas kebangsaan.

Ia menyampaikan perkembangan globalisasi membawa tantangan baru berupa pengikisan nilai kebersamaan dan meningkatnya individualisme yang berpotensi melemahkan kohesi sosial.

- Advertisement -

“Keberagaman Indonesia merupakan kekuatan yang harus dikelola secara efektif melalui sikap saling menghormati, gitu loh,” tegas Razak.

Razak menganalisa bahwa intoleransi biasanya muncul pada situasi di mana perbedaan tidak dikelola dengan baik atau ketika ruang dialog tertutup.

“Makanya, penting bagi pemuda untuk mengambil peran sebagai penggerak ruang-ruang diskusi yang sehat, baik di lembaga pendidikan, komunitas, maupun platform digital,” papar Razak.

Ia menguraikan radikalisme dapat berkembang, manakala individu merasa terpinggirkan atau tidak memiliki ruang ekspresi dalam lingkungan sosial.

Dalam hal ini, Razak mengingatkan perlunya membangun wadah kegiatan yang inklusif, yang dapat memberikan ruang partisipasi kepada seluruh elemen pemuda tanpa memandang latar belakang.

“Menjaga nilai-nilai Pancasila harus dilakukan melalui tindakan nyata yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan dan semangat gotong royong. Apabila ruang kebersamaan diperkuat, maka penetrasi paham radikal dapat diminimalisir secara signifikan,” tuntas Razak.

Diskusi sendiri berlangsung sengit, khususnya dalam sesi tanya jawab. Diantaranya ketika salah satu peserta atas nama Febrianti Karepowan yang melontarkan pernyataan filosofis dan reflektif: Apakah intoleransi dapat terjadi meskipun seseorang merasa dirinya paling Pancasilais?.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
34 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis