HOLOPIS.COM, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melaporkan bahwa produksi atau lifting minyak nasional hingga Oktober 2025 telah mencapai 605,8 ribu barel per hari.
Angka ini sedikit melampaui target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar 605 ribu barel per hari.
“Kami laporkan bahwa target lifting minyak dalam APBN tahun 2025 sebesar 605 ribu barel per hari. Hingga Oktober, realisasi produksi sudah mencapai 605,8 ribu barel per hari,” ujar Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Pencapaian tersebut menunjukkan kinerja positif sektor migas nasional di tengah berbagai tantangan industri energi global.
Tantangan: Sumur Minyak Tua dan Kebutuhan Dukungan Investasi
Bahlil menjelaskan bahwa capaian ini tidak lepas dari kerja keras berbagai pihak, namun di sisi lain, sektor migas nasional masih menghadapi tantangan besar, terutama karena banyak sumur minyak di Indonesia sudah berusia tua.
“Kita membutuhkan kerja keras dan kerja sama semua pihak. Sumur-sumur minyak kita semakin tua, sehingga perlu strategi khusus untuk menjaga bahkan meningkatkan produksi,” kata Bahlil.
Untuk mempertahankan capaian lifting dan menarik investasi baru, Bahlil menilai perlu adanya akselerasi kebijakan dan insentif investasi (sweetener) bagi perusahaan migas.
Langkah ini penting agar para investor tertarik melakukan ekspansi atau setidaknya mampu menjaga stabilitas produksi sesuai ketentuan yang berlaku.
“Dibutuhkan akselerasi, termasuk pemberian insentif agar investor bisa melakukan ekspansi atau minimal mempertahankan tingkat produksinya,” ujarnya.



