Festival Kreatif ICCF 2025 Gaungkan Kolaborasi Generasi Muda dan ‘Hexahelix’

22 Shares

HOLOPIS.COM, JAKARTA – MALANG – Kota Malang tidak hanya merayakan status barunya sebagai UNESCO Creative City of Media Arts, tetapi juga menjadi pusat pengumpulan daya kreatif nasional. Pada 8 November 2025, Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 yang digelar bersama Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) berubah menjadi ajang konsolidasi kekuatan ekosistem kreatif menuju visi ambisius: Indonesia Emas 2045.

Suasana konferensi di Malang Creative Center terasa berbeda, didominasi oleh energi generasi Z dan milenial. Menteri Ekraf, Teuku Riefky Harsya, menggarisbawahi mengapa fokus ini krusial.

- Advertisement -Hosting Terbaik

“Hampir 50 persen dari 26,5 juta tenaga kerja kreatif adalah generasi muda di bawah 40 tahun, mereka adalah digital native. Merekalah mesin pertumbuhan ekonomi kreatif kita,” ujarnya.

Menteri Riefky juga memamerkan kinerja sektor ini, yang jauh melampaui ekspektasi. Hanya dalam semester pertama 2025, capaian investasi telah mencapai 66 persen dari target tahunan, membuktikan bahwa kreativitas bukan hanya seni, tetapi tulang punggung ekonomi yang nyata.

- Advertisement -

Inti dari gerakan ini adalah tema yang diusung ICCF 2025 yaitu ‘Nusantaraya – Senyawa Malang Raya’, yang menjadi fondasi untuk membangun kota kreatif inklusif dan berkelanjutan. Namun, Ekraf menyadari bahwa kesuksesan tidak bisa diraih sendirian.

Kementerian Ekraf memperkenalkan pendekatan kolaborasi ‘Hexahelix’, sebuah formula unik yang melibatkan enam pilar yakni pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas, akademisi, bisnis, media, dan lembaga keuangan.

“Komunitas adalah jiwa dari skema ini. Mereka yang paling dinamis, bergerak di akar rumput, dan menjadi jembatan antara kebijakan nasional dan realitas lokal,” tegas Riefky.

Ketua Umum ICCN, Tubagus Fiki Chikara Satari, menambahkan bahwa jejaring ICCN kini telah melampaui 254 kota/kabupaten. “Kami tidak hanya membangun daya tawar nasional, kami membangun jaringan global,” kata Fiki, menempatkan isu-isu masa depan seperti future work dan teknologi digital dalam agenda utama konferensi.

Kehadiran ICCF di Malang juga ditandai dengan peluncuran logo resmi Malang City of Media Arts. Penetapan UNESCO ini menempatkan Malang di peta global untuk bidang gim, animasi, digital storytelling, dan pengembangan makerspace.

Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, menyambut status ini dengan antusias. “Kami ingin menjadikan Kota Malang rumah bersama yang sangat besar bagi semua anak bangsa pegiat ekonomi kreatif. Ini adalah nafas utama pertumbuhan ekonomi kami,” serunya, menyerukan semangat untuk menyukseskan ICCF 2025.

Acara ini tidak hanya dipenuhi pejabat kementerian, tetapi juga menarik perhatian tokoh-tokoh pop culture dan seni, termasuk Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad, serta Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha. Kehadiran mereka menegaskan bahwa ekonomi kreatif kini telah menjadi arena utama bagi para pekerja seni dan talenta muda Indonesia.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
22 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis