HOLOPIS.COM, JAKARTA — Industri modest fashion muslim di Indonesia terus menunjukkan perkembangan pesat dan dinilai memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global.
Dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia disebut memiliki modal kuat untuk menjadi pusat tren fashion modest dunia.
Namun, agar bisa berdaya saing, pelaku industri perlu menggabungkan kreativitas desain dengan pemanfaatan teknologi digital.
Salah satu desainer tanah air menilai, Irna Mutiara, Desainer dan founder Indonesia Fashion Institute (IFI) menilai kekuatan utama produk fashion tidak hanya pada tampilan, tetapi juga pada konsep dan proses kreatif yang melandasinya.
“Membuat produk harus dimulai dari konsep, ada proses kreatifnya supaya produk punya kekuatan,” ujar Irna seperti yang dikutip Holopis.com dalam acara Talkshow Jakarta Muslim Fashion Week, Balai Kartini, Jakarta Selatan, (9/11/2025).
Pendekatan ini dianggap penting agar modest fashion Indonesia tidak sekadar mengikuti tren luar, melainkan melahirkan karya yang orisinal dan bernilai.
Selain itu, banyak pelaku usaha yang memulai bisnis fashion dengan fokus pada pasar tanpa memahami dasar desain secara mendalam.
“Kalau hanya mengikuti pasar tanpa menguasai konsep desain, biasanya di tengah jalan bisa mati gaya,” ungkapnya.
Inovasi juga menjadi faktor penting. Pelaku industri modest fashion didorong untuk menggali inspirasi tanpa meniru, dengan menciptakan produk yang menggabungkan antara kreativitas dan kebutuhan pasar.
“Mengamati pasar penting, tapi produk tetap harus punya kebaruan agar bisa bertahan,” tambahnya.
Selain sisi kreatif, digitalisasi kini memegang peran besar dalam memperluas jangkauan produk modest fashion ke pasar yang lebih luas. Kehadiran e-commerce dan platform digital membuka peluang besar bagi desainer lokal untuk memasarkan produknya secara global.



