HOLOPIS.COM, JAKARTA – Nama Prajogo Pangestu tidak asing lagi dalam daftar orang-orang terkaya Indonesia. Pria kelahiran Kalimantan Barat ini dikenal sebagai sosok visioner yang sukses membangun kerajaan bisnis di bidang petrokimia dan energi.
Tahun 2024 lalu, ia menempati peringkat kedua dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Bahkan di tahun 2025, ia sukses menempati urutan ke-99 dalam daftar miliarder dunia.
Dari Bisnis Kayu ke Industri Petrokimia
Lahir dari keluarga sederhana, Prajogo Pangestu adalah putra seorang pedagang karet. Perjalanan bisnisnya dimulai pada akhir tahun 1970-an, ketika ia terjun ke industri kayu. Ketekunan dan nalurinya dalam berbisnis membawa kesuksesan besar, hingga akhirnya mendirikan Barito Pacific Timber.
Perusahaan ini kemudian melantai di bursa saham pada tahun 1993, menjadi salah satu tonggak awal kesuksesan bisnis Prajogo. Namun, seiring dengan perubahan zaman dan meningkatnya kesadaran lingkungan, ia memutuskan untuk mengurangi bisnis kehutanan.
Pada tahun 2007, perusahaan itu berganti nama menjadi Barito Pacific, menandai transformasi besar menuju sektor energi dan petrokimia.
Chandra Asri dan Lahirnya Raksasa Petrokimia Indonesia
Langkah strategis Prajogo Pangestu berlanjut pada tahun 2007, ketika Barito Pacific mengakuisisi 70 persen saham Chandra Asri, perusahaan petrokimia yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Empat tahun kemudian, tepatnya 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia, sehingga lahirlah salah satu produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Pada tahun yang sama, perusahaan minyak asal Thailand, Thaioil, juga mengakuisisi 15% saham Chandra Asri, memperkuat posisi bisnis tersebut di tingkat regional.
Energi Batu Bara hingga Energi Terbarukan
Meski telah dikenal sebagai raja petrokimia, Prajogo Pangestu tidak berhenti berinovasi. Ia terus mengembangkan portofolio bisnisnya di sektor energi.



